PEGASPOL, Terobosan Teknologi Penanganan Pasca Panen Inovasi PNM

PEGASPOL, Terobosan Teknologi Penanganan Pasca Panen Inovasi PNM


Madiun, Ditjen Vokasi - Kolaborasi inovatif antara Politeknik Negeri Madiun (PNM) dan PT Global Mitra Indopersada (PT GMI) melahirkan terobosan dalam dunia pertanian dengan memperkenalkan Pengering Gabah Smart Politeknik (PEGASPOL). Keberadaan mesin pengerin ini menjadi terobosan terbaru teknologi penanganan pasca panen untuk meningkatkan kualitas pangan, utamanya beras. 

PEGASPOL merupakan mesin pengering padi berbasis PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface) yang dikembangkan oleh tim dosen dari PNM. Mereka adalah Yoga Ahdiat Fakhrudi, Budi Triyono, Yuli Prasetyo, Agus Choirul Arifin, dan Bias Nur Elmira. 

Mesin ini menjadi praktik baik dari program Matching Fund Vokasi 2023 PNM dengan mitra industri adalah PT Global Mitra Indopersada (PT GMI). 

Salah satu inovator dalam produk mesin pengering pintar, Yoga Ahdiat, mengatakan bahwa pengeringan padi merupakan salah satu aspek krusial dalam rantai produksi pangan berupa beras. Teknik pengeringan yang baik akan berperan dalam menjaga kualitas beras yang dihasilkan.

“Penggunaan teknologi yang inovatif dan terotomatisasi menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas produk dan efisiensi proses," kata Yoga sebagaimana dikutip dari Youtube PNM 

Atas dasar itulah, tim dosen PNM kemudian mengembangkan mesin pengerin pintar atau Pengering Gabah Smart Politeknik (PEGASPOL) berbasis PLC dan HMI. 

"Inovasi ini menggabungkan keahlian teknis terdepan dan pemahaman mendalam akan kebutuhan petani. Semoga mesin ini membawa produktivitas pertanian yang lebih baik," kata Yoga. 

Dikatakan Yoga, mesin pengering padi ini memiliki spesifikasi yang bisa menjawab tantangan industri beras tanah air. Mesin ini memiliki dirancang dengan  kapasitas 1-2 ton / +-10 jam dengan dimensi mesin 2mx2mx4m. 

 

"Untuk material, mesin ini menggunakan material plat besi rangka besi baja agar kokoh dan bahan pembakaran palet kayu," tambah Yoga. 

Mesin pengering padi ini mampu bekerja dengan daya listrik sekitar 7000 watt dan Conveyor Ember Lift. Mesin juga dilengkapi perangkat kontrol PLC dengan antarmuka HMI dan burner palet palet kayu. 

Penggunaan heater berbasis PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface) dalam pengering padi telah menghadirkan dimensi baru dalam upaya meningkatkan kontrol, pemantauan, dan efisiensi dalam proses pengeringan padi. Penggunaan Human Machine Interface (HMI) atau antarmuka mesin-manusia dalam sistem pengeringan padi juga memainkan peran yang krusial dalam mempermudah pengoperasian, memantau, dan mengendalikan proses secara efektif.

“Inovasi teknologi berupa kecerdasaan PLC-HMI ini dapat melakukan pengaturan secara cerdas dan terukur sehingga hasil yang dihasilkan menjadi lebih baik,” tambah Yoga. 

Yoga berharap, mesin pengering ini menjadi pioner salah satu teknologi tepat guna. Pengembangan teknologi pengering padi dengan menggunakan heater berbasis PLC dan HMI ini juga menjadi penting dalam upaya meningkatkan kualitas hasil panen dan meminimalkan kerugian pasca-panen di musim hujan. (PNM/Nan/Cecep)