Mesin CNC Mahal, SMK YPM 8 Sidoarjo Produksi Mesin CNC Sendiri

Mesin CNC Mahal, SMK YPM 8 Sidoarjo Produksi Mesin CNC Sendiri

Sidoarjo, Ditjen Vokasi – Siapa bilang siswa SMK tidak bisa membuat produk yang memiliki kualitas standar industri. SMK YPM 8 Sidoarjo, Jawa Timur merupakan salah satu SMK yang telah berhasil membuat produk CNC Training Unit (TU) berkualitas industri.


Dalam menghadapi era yang serba berkaitan dengan industri, seluruh pihak dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan berkompeten di bidangnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui program SMK Pusat Keunggulan (PK).


SMK YPM 8 Sidoarjo menjadi salah satu SMK yang dipercaya untuk menerima program SMK PK sejak tahun 2021.


Kepala SMK YPM 8 Sidoarjo, Kisyanto, menyampaikan bahwa terdapat tiga hal penting yang didapatkan sejak menjalankan program SMK PK ini. Tiga hal tersebut ialah adanya pengembangan kurikulum dan pembelajaran, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pemagangan di industri, serta penguatan manajemen sekolah.


“Manfaatnya cukup banyak, tetapi ada beberapa hal yang urgensi dan itu kami dapatkan berkat pelaksanaan program SMK PK, seperti proses pembelajaran di sekolah yang diselaraskan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), adanya pengembangan pembelajaran melalui kegiatan teaching factory (Tefa), dan itu semua ya turut membantu melahirkan SDM yang unggul,” tutur Kisyanto.


Teaching Factory

Dalam menerapkan kegiatan Tefa, SMK YPM 8 Sidoarjo menggandeng sejumlah industri yang bergerak di bidang aksesoris dan manufaktur, seperti PT Masaharu Tech, PT KSM Pasuruan, PT Tjiwi Kimia, dan PT Kafitech Engineering.


Berbagai produk telah dihasilkan oleh SMK YPM 8 Sidoarjo salah satunya ialah mesin CNC Training Unit. Mesin ini dibuat oleh siswa dengan didampingi oleh guru dan mitra industri. Latar belakang dari pembuatan mesin CNC ini disebabkan mahalnya harga mesin CNC yang membuat kebanyakan SMK di Indonesia belum mampu membelinya. Pada saat ini harga mesin CNC TU 3A dijual dengan kisaran harga 150 juta-200 juta.


Dari sini lah akhirnya SMK YPM 8 Sidoarjo memutuskan untuk membuat mesin CNC dengan kualitas yang bagus dan harga terjangkau. Pihak sekolah berharap dengan adanya mesin CNC buatan SMK YPM 8 Sidoarjo ini, SMK di Indonesia mampu mengakses mesin CNC dalam aktivitas pembelajaran.


Pihak PT Masaharu Tech, Hadi mengemukakan bahwa pihak industri telah menjalin kerja sama dengan SMK YPM 8 Sidoarjo sejak tahun 2017. Akan tetapi, dengan adanya program SMK PK hubungan antara sekolah dengan pihak industri semakin baik. 


“Tempat kami ini dijadikan sebagai tempat magang oleh siswa dan guru. Seiring berjalannya waktu mereka berkeinginan untuk membuat mesin CNC sendiri karena mereka bilang harga mesin CNC di pasaran mahal. Oleh sebab itu, kami coba melakukan riset dan saya dampingi beberapa kali dan hasilnya luas biasa. Kini mereka sudah membuat lagi untuk SMK di wilayah Sidoarjo. Saya menangkap adanya keinginan untuk berkembang yang cukup tinggi,” ucap Hadi.




Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit mesin CNC ini adalah sekitar satu bulan. Proses pembuatan mesin CNC ini diawali dengan pembuatan desain, produksi, dan perakitan.


Mesin CNC karya siswa SMK YPM 8 Sidoarjo ini diberi nama CNC Milling TU 4025 SYS-8. Saat ini, SMK YPM 8 Sidoarjo telah memproduksi 3 unit mesin CNC TU dan telah dijual dengan harga 95 juta per unitnya.


“Produk-produk yang dibuat oleh siswa ini sudah banyak diburu oleh industri dan instansi lain, seperti trainer mobil listrik telah dibeli oleh SMK Jombang, SMA WH Taman, dan SMK PGRI 1 Gresik. Kemudian untuk mesin CNC training unit telah dibeli oleh SMK Islam Krembung dan SMK YPM Tarik,” tutur Kisyanto.


Hasil penjualan dari produk-produk tersebut kemudian diolah dan dikelola sebagai kegiatan Tefa dan dipergunakan untuk membeli bahan serta peralatan lain guna menunjang kegiatan pembelajaran dan produksi produk Kembali.


Masih menurut Kisyanto, ia menyampaikan bahwa meskipun SMK YPM 8 Sidoarjo telah ditetapkan sebagai SMK PK, tetapi tidak akan menjadikan sekolah yang ia pimpin berhenti dan berpuas diri. Sekolah akan terus meningkatkan kualitas dengan mengacu pada peta jalan SMK yang telah digunakan oleh SMK YPM 8 Sidoarjo. 


“Kami berusaha untuk terus meningkatkan kualitas sekolah. Kami berharap ke depannya SMK YPM 8 Sidoarjo benar-benar menjadi pusat belajar dan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Sidoarjo, Jawa Timur, khususnya serta masyarakat Indonesia pada umumnya,” pungkas Kisyanto. (Aya/Cecep Somantri)