Ciptakan Ruang Merdeka Belajar, SMKN 2 Boyolangu Hadirkan Siswa Berprestasi Bidang Kuliner

Ciptakan Ruang Merdeka Belajar, SMKN 2 Boyolangu Hadirkan Siswa Berprestasi Bidang Kuliner

Tulungagung, Ditjen Vokasi - Gerakan Merdeka Belajar telah menumbuhkan semangat para siswa, tak terkecuali di sekolah menengah kejuruan (SMK). SMKN 2 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur berkomitmen meningkatkan kompetensi siswa dengan semangat Merdeka Belajar. Salah satunya adalah dengan mengikuti lomba kompetensi siswa (LKS).


Kepala SMKN 2 Boyolangu, Ibnu Subroto, menyampaikan bahwa membebaskan siswa untuk mengikuti kompetisi adalah sebagai bentuk cara belajar. 


“Sebagai sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, kami pun mendorong siswa berprestasi dengan berbagai cara,” pungkas Ibnu.


SMKN 2 Boyolangu berhasil meraih juara 2 dalam bidang lomba Restaurant Service dan juara 2 bidang lomba Patisserie & Confectionery Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2024.


Selain itu, SMK yang memiliki keunggulan di bidang pariwisata ini pun telah menerapkan asesmen kolaboratif untuk mengasah kompetensi siswa. Dengan menggunakan asesmen ini, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran berbasis proyek dengan menerapkan semua mata pelajaran sekaligus.


Ibnu menjelaskan, “Di Tulungagung, SMK kami menjadi pelopor dan satu-satunya yang menggunakan asesmen tersebut.”


Cerita Sahira dan Oliviya Temukan Makna Merdeka Belajar


Memilih SMK untuk meraih mimpi di bidang kuliner menjadi alasan Sahira Najwa Maharani dan Oliviya Citra Lestari. Sahira merupakan juara 2 dalam bidang lomba Restaurant Service dan Oliviya berhasil mengantongi piala juara 2 bidang lomba Patisserie & Confectionery pada LKS tingkat provinsi tersebut. 


Kedua siswa kelas XI Kuliner SMKN 2 Boyolangu itu menemukan cara untuk belajar dengan lebih menyenangkan, salah satunya dengan mengikuti kompetisi.



“Belajar selama dua bulan dengan mengikuti kompetisi LKS ini  memberikan pengalaman baru untuk saya,” ungkap Sahira.


Lebih lanjut, Sahira bercerita bahwa pada awalnya ia tak percaya lulus seleksi mewakili sekolah untuk mengikuti LKS. Namun, karena kepercayaan yang diberikan sekolah kepadanya, ia bersungguh-sungguh dalam menghasilkan yang terbaik. Hingga akhirnya ia pun dapat menampilkan berbagai poin dari restaurant service, mulai dari table set up, taking order, sequence of service, polishing, sampai dengan pembuatan classic coffee.


“Keterampilan saya benar-benar terlatih dengan pendalaman kompetisi ini. Untungnya sekolah mendukung secara penuh dengan cara belajar saya yang seperti ini,” tutur Sahira.


Sama seperti Sahira yang ambisius, Oliviya pun menampilkan yang terbaik di mata lomba Patisserie & Confectionery. Dengan tangan terampilnya ia berhasil membuat berbagai cake dan coklat dengan sangat apik sesuai tema. Walaupun ada kendala ruangan saat kompetisi, Oliviya pun bisa mengatasinya.




“Saya berhasil menyelesaikan dalam waktu 5 jam dengan sisa satu jam. Awalnya saya cukup tegang, tapi untungnya dapat berjalan baik,” ujar Oliviya penuh rasa syukur.


Bagi Oliviya, Kurikulum Merdeka memberikan ia kebebasan untuk belajar dari mana saja termasuk dengan kompetisi. Kompetisi memberikan ia tambahan keterampilan sehingga menjadi bekal setelah lulus dari SMK. Kini, sebagai bentuk praktik baik dari mengikuti kompetisi, Oliviya maupun Sahira telah menjadi tutor sebaya bagi teman-teman sekelasnya. (Zia/Cecep)