Menjadi Pengukur Andal melalui Jurusan Teknik Geospasial SMKN 15 Samarinda
Samarinda, Ditjen Vokasi – Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan passion dan background pendidikan kita adalah impian setiap manusia. Apalagi, jika kita bisa mendapatkan gaji yang besar dari pekerjaan tersebut. Hal inilah yang membuat sebagian besar dari kita berlomba-lomba untuk menempuh pendidikan di bidang yang kita sukai dan berprospek tinggi.
Ada banyak jenis pekerjaan yang menawarkan gaji tinggi, salah satunya juru ukur. Pekerjaan ini sangat dibutuhkan apalagi untuk wilayah yang tingkat kegiatan pertambangannya tinggi seperti wilayah Kalimantan. Permintaan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang pengukuran menjadi peluang sekaligus tantangan untuk semua pihak. Kita harus bisa menghasilkan SDM yang benar-benar berkompeten di bidang ini. Jurusan Teknik Geospasial, SMKN 15 Samarinda, Kalimantan Timur mencoba untuk menjawab tantangan dengan menghasilkan peserta didik yang benar-benar berkompeten di bidang ini.
Menurut Kepala SMKN 15 Samarinda, Suharso Mulyono, wilayah Kalimantan sangat banyak industri pertambangan batu bara. Hal ini menjadi tuntutan untuk SMKN 15 Samarinda supaya bisa menghasilkan SDM yang memadai di bidang ini terlebih permintaan akan ketersediaan SDM di bidang pengukuran sangat tinggi.
“Permintaan juru ukur dari pertambangan cukup tinggi. Tidak hanya dari pertambangan, tetapi dari Badan Pertanahan juga apalagi sekarang ada proses pembangunan Ibu Kota Nusantara. Bahkan, beberapa siswa dari kita ada yang terlibat dalam proses tersebut,” ucap Suharsono.
Menurut Ketua Program Keahlian Teknik Geospasial, Rahmat Indra Lianto, Teknik Geospasial merupakan perpaduan antara ilmu geodesi dan informatika. Ilmu ini berhubungan dengan pengukuran dan perepresentasian dari bumi serta benda-benda langit yang kemudian diolah hingga bisa menampilkan informasi.
“Secara garis besar ilmu ini mempelajari bagaimana siswa melakukan pengumpulan, pemodelan, analisis, hingga manajemen data spasial atau berbasis lokasi yang didasarkan pada ilmu geodesi,” ucap Rahmat.
Para siswa Jurusan Teknik Geospasial ini diajarkan terkait pengukuran, mulai dari pengukuran di atas permukaan tanah hingga di bawah tanah, dari pengukuran cara manual hingga yang modern. Ilmu yang didapatkan para siswa tidak hanya diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga untuk membantu desanya masing-masing dalam menentukan batas-batas wilayah desa dan batas-batas tiap masing-masing rumah.
“Proyek mereka ya membantu pemerintah desa tempat tinggalnya masing-masing. Setelah data didapatkan kemudian data tersebut diserahkan ke pemerintah desa. Dari data ini pemerintah akan tahu jumlah rumah dan jumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah,” ucap
Menjadi juru ukur yang andal merupakan cita-cita yang diinginkan oleh para siswa Jurusan Teknik Geospasial SMKN 15 Samarinda, salah satunya Nariyuca Anggi. Siswa yang kerap disapa Anggi ini menuturkan bahwa sejak lulus dari bangku sekolah menengah pertama (SMP), Jurusan Geospasial sudah menjadi incarannya. Bukan tanpa sebab, ketertarikannya di bidang ini dikarenakan latar belakang dari keluarganya yang sebagian besar bekerja di pertambangan.
“Paman saya bekerja sebagai juru ukur di pertambangan dan bapak juga bekerja di pertambangan. Kita sering bertukar pikiran untuk masalah pendidikan. Saya lihat ini prospek ke depannya cukup tinggi dan saya juga tertarik dengan ilmu tersebut akhirnya saya memilih untuk mempelajarinya,” ucap Anggi.
Anggi menambahkan bahwa dengan belajar ilmu geospasial ini, dirinya menjadi tahu berbagai hal terkait pengukuran, mulai dari kontur tanah, cuaca, penggunaan drone, dan yang lainnya.
“Saya memiliki cita-cita ingin menjadi ahli di bidang ini. Setelah lulus dari SMK, saya akan melanjutkan studi dengan mengambil ilmu yang sama. Hal ini supaya ilmu yang saya miliki bisa lebih dalam sehingga pengabdian saya ke masyarakat nantinya bisa lebih maksimal,” pungkas Anggi. (Aya/Cecep)