Menjadi Entrepreneur Sukses via Menjahit

Jombang, Ditjen Diksi -- Kreativitas dan strategi tertentu untuk meningkatkan daya jual suatu produk amat diperlukan dalam menghadapi persaingan dunia bisnis yang terus meningkat. Salah satunya adalah busana yang sudah menjadi kebutuhan primer setiap individu. Bahkan, gaya berbusana dari seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang lain terhadap si pemakai busana tersebut.

Menurut platform e-commerce shoopee pada tahun 2021 menyebutkan, setelah pandemik penjualan busana meningkat sebanyak 2,5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Modes Sri Rejeki yang berlokasi di Jombang, Jawa Timur, memberikan program kursus menjahit yang dilengkapi dengan pengetahuan di bidang marketing untuk para peserta didiknya.

“Selain kemampuan di bidang produksi yang baik, siswa juga perlu mengetahui bagaimana cara untuk memasarkan serta membuat branding dari jasa atau produk busana mereka. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya lulusan yang telah berhasil membuka jasa usaha penjahitan maupun bekerja di industri garmen,” ujar Sri Suryani, pengajar LKP Modes Sri Rejeki.

Sri menjelaskan, LKP Modes Sri Rejeki menyiapkan berbagai pilihan paket kursus menjahit yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik untuk mandiri berwirausaha maupun untuk siap bekerja di bidang garmen atau industri pakaian jadi. “Adapun materi kursus diberikan oleh instruktur yang berpengalaman dan kompeten pada bidangnya. Selain itu, peserta didik juga diajarkan untuk mampu menyediakan jasa dan produk berkualitas untuk konsumen. Sehingga, lulusan dari lembaga ini memiliki diferensiasi dari para kompetitornya,” jelas Sri.

Sementara itu strategi marketing yang ditekankan pada peserta kursus di LKP Modes Sri Rejeki adalah pelayanan konsumen dan kualitas produk. Peserta juga diajarkan cara menghitung hpp dari jasa mereka. “Jadi, pada saat mereka membuka layanan jahit secara mandiri, mereka dapat menghitung dan menentukan harga secara baik dan tepat,” imbuh Sri.

Sebagian besar atau lebih dari 80 persen peserta kursus di LKP Modes Sri Rejeki adalah perempuan, yang terdiri dari berbagai rentang usia. baik dari peserta yang baru lulus sekolah, peserta yang resign dari pekerjaan maupun ibu rumah tangga yang semuanya ingin mandiri dan produktif lewat usaha mereka sendiri. Jadi, dengan adanya pilihan paket kursus yang disediakan lembaga kursus akan sangat membantu mereka untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

“Tentu saja semua peserta tetap diberi target untuk mendalami setiap materi dan praktik yang sesuai dengan kompetensi pilihan mereka. Bagi peserta istimewa, yakni anak berkebutuhan khusus, juga diberikan pelayanan yang sesuai dengan kemampuan dan daya serap masing-masing,” terang Sri.

Adapun program yang saat ini diselenggarakan LKP Modes Sri Rejeki mencakup Program Mandiri Reguler serta Program Pendidikan Kecakapan Kerja yang diikuti anak usia sekolah tidak sekolah (ATS), usia antara 17-25 tahun yang masih menganggur guna mendapatkan pelatihan keterampilan, sehingga mendapatkan pekerjaan lewat keahlian menjahit.

LKP Modes Sri Rejeki juga memiliki unit usaha rumah jahit (butik) dan konveksi. Selain itu, lembaga juga memiliki banyak koneksi dengan perusahaan dan sekolah-sekolah dalam menyediakan kebutuhan seragam mereka, seperti dengan perusahaan garmen dan konveksi. (Diksi/SS/AP/NA)