Mengasah Kualitas Pelayanan dan Jiwa Kewirausahaan Siswa dengan Pengembangan Teaching Factory dan SMK BLUD
Bekasi, Ditjen Vokasi – Dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan perkembangan zaman yang begitu pesat, seluruh pihak dituntut untuk bisa menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang tertentu. Pendidikan jenjang SMK menjadi wadah yang tepat untuk melahirkan SDM-SDM yang dapat bersaing di pasar kerja.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun meluncurkan berbagai program pengembangan SMK. Salah satunya ialah program SMK Pusat Keunggulan (PK).
Program SMK PK ini merupakan upaya untuk mendekatkan SMK dengan industri. Dengan semakin eratnya industri dan SMK maka akan mendorong produktivitas kegiatan di SMK khususnya dalam menghasilkan produk barang/jasa melalui kegiatan teaching factory (Tefa).
Tefa merupakan model pembelajaran yang memadukan pencapaian kompetensi kurikulum sekolah dan proses produksi sesuai prosedur dan standar dunia kerja untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk membekali peserta didik SMK dengan kompetensi soft skills dan hard skills melalui pembelajaran yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi berdasarkan standar proses dan kualitas produk di dunia kerja sesuai bidangnya.
Produk-produk yang telah dihasilkan melalui Tefa ini kemudian dipasarkan, baik melalui pihak industri mitra maupun dipasarkan secara mandiri. Untuk memaksimalkan kegiatan tersebut dibutuhkan payung hukum yang kuat. Oleh karena itu, Kemendikbudristek pun menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk membuat SMK berstatus badan layanan umum daerah (BLUD).
SMK BLUD menjadi pionir dalam mengasah kualitas pelayanan dan jiwa kewirausahaan siswa. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, SMK BLUD mengintegrasikan pendekatan berbasis layanan publik dalam kurikulumnya. Melalui program unggulannya, SMK BLUD berkomitmen untuk membekali para siswa dengan keterampilan yang tidak hanya akademis, tetapi juga praktis dalam dunia nyata.
Dalam sesi diskusi program Pengembangan Teaching Factory dan BLUD SMK yang menjadi salah satu rangkaian acara Sinkronisasi dan Harmonisasi Program Pengembangan SMK 2024 (17—20 Februari 2024), Direktur BUMD, BLUD, dan BMD, Direktorat Jenderal Keuangan Daerah, Kemendagri, Ochtavian Runia Palealu, menyampaikan bahwa SMK BLUD merupakan wadah untuk menghasilkan sebuah produk sekaligus menanamkan nilai kewirausahaan dengan pendanaan yang optimal dan tidak berbelit-belit.
“Melalui Tefa, SMK akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan dapat dijual. Status BLUD ini akan melegalkan dengan sah kegiatan produksi ini di SMK sehingga SMK memiliki produk yang legal,” ucap Ochtavian.
Senada dengan Ochtavian, Ketua Tim Kerja Penjaminan Mutu Peserta Didik dan Tata Kelola, Direktorat SMK, Eru Achmad Sutaman, menyampaikan bahwa Tefa dan SMK BLUD merupakan program pembelajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan keterampilan melibatkan siswa dalam simulasi bisnis, pelatihan manajemen keuangan, dan pengembangan bisnis inovatif.
“Perlu ditekankan bahwa Tefa dan SMK BLUD tidak membentuk sekolah untuk dikomersialkan, tetapi membentuk siswa untuk bisa memiliki jiwa pelayanan yang baik,” ucap Eru.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian, Direktorat SMK, Mochamad Widiyanto, mengungkapkan bahwa untuk mendukung pengembangan Tefa di SMK, Direktorat SMK telah menyediakan program Intervensi Bantuan Pemerintah untuk Teaching Factory Reguler dengan sasaran 25 SMK dan Intervensi Bantuan Pemerintah untuk Teaching Factory Pengimbasan.
“Pendidikan vokasi akan efektif dan efisien apabila penyelenggaraan pendidikannya merupakan replikasi, di mana siswa nantinya akan bekerja. Kami berharap pemerintah daerah bisa mendorong SMK terutama SMK PK untuk ikut program bantuan Tefa,” ucap Widiyanto. (Aya/Cecep)