Memukau, Inilah Sajian Wayang Kolosal Karya Guru Vokasi Pedalangan

Memukau, Inilah Sajian Wayang Kolosal Karya Guru Vokasi Pedalangan

Surakarta, Ditjen Vokasi - Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya (BBPPMPV Senbud) telah sukses menyelenggarakan Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi gelombang 3. Sebagai puncaknya, peserta pelatihan menyuguhkan tampilan yang memukau dengan karya Sajian Wayang Kolosal. Pertunjukan gelar karya berlangsung di Balai Kota Solo beberapa waktu lalu ini mengambil lakon “Rama Bargawa” berkolaborasi dengan Sanggar Wayang Gogon, Surakarta.


Penjabat Sementara (Pjs.) Wali Kota Surakarta dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Setda Surakarta, Hery Mulyono, menyatakan bahwa wayang dalam masyarakat Jawa masih sangat selaras dengan konsep masyarakat modern.


“Dalam wayang, kita tidak sebatas hanya melihat konten semata, tetapi dapat mengambil tuntunan dan tatanan atau hikmah dari lakukan yang dimainkan. Dengan begitu, kita mampu menjawab tuntutan yang ada dan yang sedang berkembang di masyarakat pada saat ini,” terang Hery.


Kolaborasi dengan Industri Kreatif



Kolaborasi bersama industri menjadi poin penting dalam pelaksanaan program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi. BBPPMPV Senbud pun mengambil langkah untuk bekerja sama dengan Sanggar Wayang Gogon untuk menyukseskan kegiatan ini.


Pemilik Sanggar Wayang Gonon, Margono, mengungkapkan bahwa magang peserta diklat dilaksanakan di Sentra IKM Semanggi Harmony, Surakarta dengan lokasi cukup luas untuk berkreasi. Margono mengungkapkan dalam menentukan ide lakon terdapat proses koordinasi dengan BBPPMPV Senbud untuk menampilkan lakon yang langka.


“Pada akhirnya kami mengambil lakon Rama Bergawa. Bagi kami karakter ini berjiwa kesatria sampai menjadi seorang brahmana hingga menemukan identitas menjadi sosok Rama Bergawa yang berbakti kepada orang tua,” ungkap Margono.


Dalam prosesnya, hal yang dilakukan yakni menyatukan persepsi siapakah Rama Bargawa, bagaimana model kolaborasi dengan rekan-rekan yang di sanggar mulai dari anak-anak hingga mahasiswa kemudian disatukan dalam pagelaran kolosal.


Dalam setiap karya akan dipadukan dengan gerak tari, gerak wayang dan karawitan yang disajikan dengan model wayang sinema yakni penampilan wayang di balik layar. Jadi, penonton hanya melihat siluet atau bayangan wayang dari balik layar. Kali ini peserta diklat pedalangan akan berkolaborasi dengan jumlah 138 personel atau seniman. Margono berharap kerja sama ini terus berlangsung yang akan menghasilkan kolaborasi yang luar biasa. 


“Saya berharap kepada peserta setelah pulang dari tetap terus belajar bersama, berkembang dan menuangkan ide kreatif di lingkungan dan sekolah untuk regenerasi dan menularkan wayang supaya mencintai budaya terutama wayang,” tutur pria yang kerap dipanggil Gogon ini.


Dampak pada Guru


Pelatihan dan magang industri yang ditutup dengan gelar karya ini menuai banyak dampak positif, khususnya bagi para guru yang terlibat. Salah satunya adalah I Made Sukadana, guru dari SMKN 3 Sukawati, Bali. Menurut Made, banyak pengalaman yang menarik dan menambah wawasan.


“Saya juga anggota komunitas pedalangan Bali yang secara tradisi berbeda dengan pertunjukan wayang Jawa. Ada hal-hal baru yang dapat yang membuat imajinasi untuk berkembang,” tutur Made.

Lebih lanjut, Made menjelaskan bahwa proses kolaborasi di sanggar banyak hal yang dipelajari terutama dalam menjalin komunikasi yang mana anggota sanggar terdiri dari berbagai macam usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. 


“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk BBPPMPV Senbud telah menyelenggarakan Diklat Upskilling dan Reskilling dengan baik dan tepat sasaran. Dari awal saya mengikuti sampai akhir, penyajian materi-materi sangat sehingga dalam proses diklat kebermanfaatan sangat tinggi. Didukung pemilihan DUDI sangat “relate” sangat erat kaitannya dengan produk pewayangan,” jelas Made.


Sebagai informasi, selama berkegiatan magang, peserta tidak hanya belajar bagaimana menyajikan pertunjukan yang baik, tetapi juga belajar manajemen dan mengolah wayang dari produksi hingga pemasaran produk seni. Terdapat juga materi menyajikan wayang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga wayang masih tetap terjaga eksistensinya dan diminati oleh berbagai kalangan. (BBPPMPV Senbud/Zia/Cecep)