Dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ciptakan Aplikasi SeDu atau Sex Education untuk Anak Autis

Dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ciptakan Aplikasi SeDu atau Sex Education untuk Anak Autis

Samarinda, Ditjen Vokasi - Tim dosen dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda berhasil menciptakan Aplikasi SeDu atau Sex Education untuk anak penyandang autism spectrum disorder (ASD). Pengembangan aplikasi ini dapat membantu anak-anak penyandang autis untuk siap menghadapi pubertas melalui pendidikan seksualitas.


Tidak hanya untuk anak-anak autis, pengembangan aplikasi SeDu juga bisa digunakan untuk anak-anak secara umum. Penggunaan aplikasi ini menjadi bagian penting untuk pendidikan anak-anak. Ini mengingat anak-anak akan mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat cepat, baik dari segi hormon, fisik, maupun emosi yang tidak stabil akibat perkembangan biologis serta seksualitas.


Pengembangan Aplikasi SeDu sendiri merupakan hasil kolaborasi antara tim dosen Politani Samarinda yang diketuai oleh Eny Maria dengan Sekolah Inklusi Pelita Bunda. Aplikasi SeDu menjadi praktik baik dari program Hibah Inovokasi.


Eny Maria selaku ketua tim pengembangan aplikasi SeDu mengatakan bahwa pada dasarnya perkembangan biologis serta seksualitas anak autistik tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu, anak-anak autis sebaiknya diberikan pemahaman sejak awal, terutama saat anak mulai menunjukkan ketertarikan terkait masalah seksual atau saat tampak tanda-tanda awal pubertas berupa perubahan ciri-ciri kelamin sekunder. 


“Bagaimana memberikan pemahaman bahwa perubahan pada diri anak, seperti menstruasi, mimpi basah, dan ketertarikan ke lawan jenis, merupakan sesuatu yang wajar dan perlu dikenalkan kepada anak-anak,” jelasnya


Masih menurut Eny Maria, aplikasi yang dikembangkan ini merupakan aplikasi berbasis teknologi augmented reality (AR) yang mudah digunakan dan akan menyenangkan bagi pengguna, termasuk anak-anak non-autis dan juga anak-anak biasa. 


“Aplikasi ini juga mudah digunakan hanya tinggal scan di handphone kemudian pengguna bisa langsung digunakan sesuai dengan petunjuk yang ada di aplikasi ini,” kata Eny.


Meski dirancang untuk anak-anak autis, aplikasi ini, menurut Eny, juga bisa digunakan untuk anak-anak biasa/normal. 


“Prinsipnya aplikasi ini memang untuk anak-anak autis. Akan tetapi, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk anak-anak biasa dan kami terus kembangkan aplikasi ini demi kenyaman pengguna, baik yang autis maupun non-autis,” tambah Eny Maria.


Aplikasi SeDu sendiri telah diserahterimakan ke Sekolah Inklusi Pelita Bunda. Serah terima dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan Seminar Nasional Disability Study & Modern Education beberapa waktu lalu di Samarinda. Seminar dan launching aplikasi tersebut dihadiri para terapis, praktisi, dan siswa-siswi penyandang autism. 


Direktur Politani Samarinda, Hamka, memberikan apresiasi atas inovasi yang dikembangkan oleh tim dosennya tersebut. Ia berharap, aplikasi tersebut memberikan dampak positif bagi anak-anak khususnya anak-anak penyandang autisme. (Politani Samarinda/Nan/Cecep)