Lulus dari Bangku SMK, Alumnus SMK NU Banat Kudus Sukses Jadi Desainer Fesyen
Kudus, Ditjen Vokasi – Risa Maharani, desainer fesyen muda jebolan dari SMK NU Banat Kudus, Jawa Tengah sukses mengembangkan desain fesyen 24 hours human activity.
Besarnya laju pertumbuhan serta tingginya kebutuhan manusia akan sandang menjadi tugas besar bagi dunia fesyen. Tuntutan akan pakaian yang fleksibel, simpel, dan tidak menghilangkan nilai estetika menjadi tantangan tersendiri bagi para fesyen desainer.
Risa Maharani, alumnus SMK NU Banat Kudus tahun 2017 hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Setelah lulus dari SMK NU Banat Kudus, Risa memutuskan untuk berwirausaha dengan menciptakan busana harian basic yang diberi merek Risa Maharani.
“Dulu saya sekolah di SMK NU Banat Kudus, di mana sekolah tersebut sangat concern dalam bidang fesyen desainer. Ilmu-ilmu yang sudah saya dapatkan dari sekolah kemudian saya terapkan untuk mengembangkan usaha sendiri. Salah satu desain yang saya kembangkan ialah desain 24 hours human activity. Tujuan dari dibuatnya desain ini adalah untuk menciptakan busana yang indah namun tetap fleksibel, mudah dipakai, dan dapat meningkatkan produktivitas penggunanya,” ucap Risa.
Setahun, Risa akan mengeluarkan enam koleksi. Koleksinya akan dirilis tiap dua bulan sesuai dengan mood board yang telah ditetapkan. Masing-masing koleksi terdiri dari delapan desain di mana setiap desainnya akan diwujudkan dalam bentuk dress, skirt, shirt, outer, dan jilbab.
“Kami memiliki tim kreatif yang bertugas untuk mendiskusikan tema setiap koleksi sesuai dengan mood board,” ucap Risa.
Konsumen perempuan menjadi target utama dari bisnis busana Risa. Produk-produk busana milik Risa dijual mulai dari harga 280 ribu dan dapat dibeli secara online maupun offline melalui website dan e-commerce official store Risa Maharani.
“Target pasar kita ini perempuan berusia 20-50 tahun, bisa mahasiswa, pekerja kantoran ataupun ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan 4 juta ke atas,” tutur Risa.
Dalam mengembangkan usaha busananya, Risa mengacu pada brand modest wear dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.
“Saya ingin memberikan kontribusi untuk Indonesia melalui dunia fesyen. Saya optimis bahwa produk-produk yang saya buat akan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap brand lokal bahkan produk-produk ini bisa menjadi trendsetter di dunia,” tutur Risa. (Aya/Cecep)