LKP Erlangga Bagikan Macam-macam Posisi Mengecek Kesehatan Pasien

LKP Erlangga Bagikan Macam-macam Posisi Mengecek Kesehatan Pasien

Blitar, Ditjen Vokasi - Tahukah kamu? Terdapat berbagai macam-macam posisi untuk mengecek kesehatan pasien. Bukan hanya seorang dokter, tetapi perawat maupun asisten perawat pun perlu mengetahui hal dasar tersebut. 


Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) bidang pekarya kesehatan mampu menghadirkan lulusan asisten perawat yang andal. LKP Erlangga, Blitar, Jawa Timur pun memiliki Jurusan Asisten Perawat dan Farmasi bidang pekarya kesehatan sejak tahun 2009. 


Untuk memenuhi sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang tersebut, LKP Erlangga memfasilitasi peserta didik dengan materi yang relevan dengan dunia kerja. Salah satu materi yang dipelajari ialah tentang prosedur pemenuhan kebutuhan mobilitas. Materi tersebut mempelajari macam-macam posisi mengecek kesehatan pasien. 


Devy Lisnawati yang memiliki latar belakang perawat sekaligus  instruktur LKP Erlangga membagikan berbagai macam posisi untuk mengecek kesehatan pasien. Berikut adalah penjelasannya.


  1. Posisi Supinasi

Posisi supinasi adalah salah satu dari beberapa posisi dasar yang digunakan dalam perawatan medis. Pasien diharuskan telentang dan lurus. Posisi ini memungkinkan pihak medis untuk melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan dengan lebih mudah, sambil memastikan kenyamanan pasien yang optimal. Posisi supinasi biasanya digunakan ketika pemeriksaan fisik, perawatan luka, maupun pemeriksaan radiologi. 


  1. Posisi Fowler

Cukup berbeda dengan posis supinasi, posisi fowler mengharuskan pasien untuk berbaring lalu menaikan kepala 80—90 derajat. Posisi kepala dan dada pasien lebih tinggi daripada posisi pinggul dan kaki. Posisi ini hampir sama seperti duduk.


  1. Posisi Semi Fowler

Posisi ini adalah posisi setengah duduk, yang mana pasien dapat menaikkan kepala dan badan 30—40 derajat. Biasanya, posisi ini digunakan untuk pemeriksaan fisik secara umum, seperti pemeriksaan tensi. 


  1. Posisi Trendelenburg

Jika tadi posisi kepala lebih atas dibandingkan kaki, maka posisi  trendelenburg adalah kebalikannya. Posisi trendelenburg adalah posisi medis yang digunakan dalam perawatan atau pemeriksaan pasien, di mana tubuh pasien dimiringkan ke belakang sehingga kepala berada di posisi lebih rendah daripada kaki. Posisi ini digunakan untuk pasien yang syok untuk meningkatkan aliran darah ke otak.


  1. Posisi Prone

Posisi prone adalah ketika pasien berbaring dengan wajah menghadap ke bawah dan kepala miring ke salah satu sisi. Keuntungan posisi ini adalah dapat membuat panggul dan lutut mengalami peregangan.


  1. Posisi Lateral

Posisi ini mengharuskan pasien untuk memiringkan badan pada salah satu sisi tubuh dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Posisi ini digunakan untuk pemeriksaan fisik tertentu, perawatan luka, pemasangan kateter, atau prosedur bedah pada sisi tubuh tertentu. 


  1. Posisi Sim’s

Posisi sim’s merupakan gabungan posisi miring prone. Pada posisi ini lengan bawah ada di belakang pasien dan lengan atas pada bahu dan siku sementara kedua kaki fleksi ke depan. Lalu tungkai atas lebih fleksi pada panggul dan lutut dibandingkan tungkai lainnya.


  1. Posisi Genu Pectoral

Di posisi ini, posisi tubuh pasien yaitu kepala lebih rendah dari tubuh. Lalu panggul di atas disokong oleh paha dengan lutut kaki datar sejajar dengan kepala. Posisi genu pectoral digunakan untuk ibu yang hamil sungsang.


  1. Posisi Dorsal Recumbent

Posisi ini ketika posisi pasien telentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan kedua kaki menapak pada kasur. Posisi ini biasanya untuk pemeriksaan obgyn dan melahirkan. 


  1. Posisi Litotomi

Posisi litotomi merupakan posisi pasien dalam keadaan telentang dengan kedua kaki diangkat dan lutut ditekuk ke dada. Posisi ini biasanya digunakan untuk selama tahap kedua persalinan, ketika ibu hamil mulai mendorong bayinya.


Itulah berbagai macam posisi untuk pemeriksaan pasien yang diajarkan di LKP. Pendidikan vokasi satu tahun di LKP dapat meningkatkan kompetensi peserta didik, khususnya bidang pekarya kesehatan. Dengan begitu, prospek lulusannya dapat memenuhi kebutuhan SDM, baik di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit. (Zia/Cecep)