Kue Bertema Bekantan Antarkan Aldy, Siswa SLB Menang di Kompetisi Memasak Internasional

Kue Bertema Bekantan Antarkan Aldy, Siswa SLB Menang di Kompetisi Memasak Internasional

Banjarmasin, Ditjen Vokasi PKPLK - Keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi. Hal ini seperti yang dibuktikan oleh sosok Aldy. Siswa SLB-C Negeri Pembina Provinsi Kalimantan Selatan ini berhasil meraih perunggu di ajang Battle of the Chefs (BOTC) 2024 di Penang, Malaysia. 


Dalam ajang tersebut, Aldy berhasil meraih perunggu atas kreasi hiasan kue bertema hewan asli Indonesia. Saat itu, Aldy menampilkan kue dengan hiasan hewan khas Kalimantan Selatan, Bekantan. Aldy bukan sembarang peserta di ajang tersebut. Aldy merupakan penyandang disabilitas tunarungu. 


BOTC merupakan kompetisi memasak tahunan yang melibatkan  ratusan chef profesional dari berbagai negara. Selain chef profesional, kompetisi yang sudah berlangsung sejak 2014 lalu juga diikuti oleh siswa sekolah perhotelan dari berbagai negara.


Perjalanan Aldy dari siswa SLB hingga meraih medali perunggu di BOTC Penang tidak mudah. Awalnya, Aldy terlebih dahulu mengikuti lomba Lomba Kompetensi Siswa (LKS) khusus peserta didik luar biasa di tingkat provinsi. Saat itu, Aldy berhasil meraih juara pertama. 


Setelah menang di Kalimantan Selatan, Aldy kemudian dikirim mewakili Kalimantan Selatan untuk ajang yang sama di tingkat nasional yang digelar di Jakarta. Saat itu, Aldy kembali keluar sebagai juara pertama di tingkat nasional. 


Sebagai juara pertama di tingkat nasional, Aldy kemudian diundang mengikuti seleksi untuk kompetisi memasak internasional, yakni BOTC di Penang, Malaysia. 


Sempat Tidak Percaya Diri 


Meskipun sudah memenangi berbagai kompetisi, Aldy sempat tidak percaya diri saat adu keterampilan di BOTC 2024. Rasa tidak percaya dirinya muncul lantaran dia harus berhadapan dengan peserta-peserta lain dari berbagai negara. 


“Kurang lebih ada sekitar 200 orang dari berbagai negara yang ikut berpartisipasi di ajang tersebut,” kata Aldy. 


Aldy yang gemar menonton film kartun ini juga mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Kondisi ini rupanya juga berdampak pada kepercayaan dirinya saat berlomba. Namun perlahan, Aldy bisa mengatasi berbagai hambatan demi hambatan tersebut. Dukungan guru pendamping dan tim serta doa tulus dari kedua orang tuanya di Banjarmasin, membuat Aldy bisa melalui berbagai tantangan dan membuatnya keluar sebagai pemenang dengan meraih medali perunggu. 


Bagi Aldy, saat pemberian medali merupakan saat yang sangat berkesan dan akan selalu ia ingat. Ada rasa bangga yang luar biasa  meskipun ia harus puas dengan medali perunggu. Namun, dengan prestasi tersebut, Aldy bisa membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga dapat meraih prestasi bahkan bisa mengharumkan nama Kalimantan Selatan dan Indonesia di ajang internasional. (Nan/Dani)