Kosdangmas: Pupuk Organik dari Limbah Kulit Udang dan Keong Mas Olahan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Samarinda, Ditjen Vokasi - Permasalahan limbah saat ini sedang menjadi PR besar untuk kita semua. Setiap hari jumlah limbah di lingkungan sekitar selalu bertambah. Penanganan yang kurang tepat dan cepat terkadang membuat limbah menjadi masalah baru untuk lingkungan.
Ada berbagai jenis limbah yang dapat dijumpai di lapangan, misalnya limbah kulit udang dan keong mas. Jumlah limbah ini cukup melimpah di lingkungan nelayan tambak udang di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Keberadaan limbah ini awalnya hanya didiamkan saja sehingga menyebabkan pencemaran udara. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Kalimantan Timur pun mencoba memberikan solusi dengan mengolah limbah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai kebermanfaatan.
“Kita mencoba membantu petani dan nelayan dengan mengolah limbah tersebut menjadi kompos dan bioaktivator yang tentunya hasil ini nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat umum,” ucap Daryono, dosen Program Studi Budi Daya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Limbah yang didapatkan dari masyarakat kemudian diolah bersama bahan-bahan yang lain. Proses pertama yang dilakukan ialah dengan mengolah limbah keong mas menjadi bioaktivator. Keong mas yang sudah ditumbuk dan dicampur bahan-bahan lainnya kemudian difermentasi dengan dimasukkan ke dalam drum plastik.
“Selama proses fermentasi kita tetap melakukan pengamatan terhadap suhu ruang, suhu bioaktivator, warna, dan bau sampai tanda-tanda bioaktivator itu telah jadi,” ucap Daryono.
Setelah bioaktivator selesai dibuat, proses kedua yang dilakukan ialah mengolah limbah kulit udang menjadi kompos. Kulit udang diolah dengan menambahkan dedak padi dan pupuk kandang ayam. Olahan kompos yang sudah jadi kemudian disiram dengan bioaktivator dari keong mas dengan perbandingan 2:1.
Kandungan yang terdapat pada bioaktivator keong mas ini dapat dijadikan sebagai pestisida nabati. Pestisida nabati ini efektif dapat mengendalikan hama pada tanaman kenaf. Kompos kulit udang mengandung unsur hara yang cukup tinggi.
“Kompos ini mempunyai ciri-ciri warna yang mendekati warna tanah, tidak berbau, dan pH yang dimiliki sebesar 8,79,” ujar Daryono.
Produk yang diberi label Kosdangmas ini telah diuji skala laboratorium dan diaplikasikan pada tanaman perkebunan dan tanaman pangan. Selain itu produk Kosdangmas karya Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ini telah dipatenkan pada tahun 2020. Produk ini juga telah dipasarkan ke masyarakat khususnya masyarakat pecinta tanaman hias, ataupun masyarakat yang berkecimpung pada dunia perkebunan dan pertanian.
“Dengan pengolahan yang tepat, limbah yang tadinya dianggap sebagai benalu ternyata dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi dan bahkan kandungan yang terdapat di dalamnya sangat cocok untuk diaplikasikan pada tanah yang miskin unsur hara dan kondisi tanah masam,” ucap Daryono. (Aya/Cecep)