Konsisten dalam Menjahit Busana, Alumnus SMKN 1 Takengon Kebanjiran Orderan
Aceh Tengah, Ditjen Vokasi – Berbekal ilmu tata busana, alumnus SMKN 1 Takengon, Kab. Aceh Tengah tahun 2022, Ananta Dwi Putri, sukses membuka usaha jasa jahit busana. Alumnus yang kerap disapa Nanta ini merupakan salah satu alumni SMKN 1 Takengon yang mengambil Jurusan Busana Butik. Rasa penasarannya terhadap dunia fesyen menuntunnya untuk mengambil jurusan tersebut.
“Ketika saya masuk SMK saya sama sekali tidak tahu apa pun tentang jahit-menjahit, entah itu bahan, alat, dan lainnya. Setelah masuk SMK, saya baru belajar semuanya itu. Satu-persatu saya mengetahui dunia jahit,” tutur Nanta.
Nanta memanfaatkan kesempatan di SMK untuk belajar banyak terkait dunia fesyen. Ilmunya semakin bertambah ketika ia melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Ayu Modist dan Ayya Galeri pada tahun 2021. Di tempat PKL Nanta mendapatkan ilmu terkait kerapian dalam jahitan dan ilmu payetan.
Selesai PKL dari dua tempat tersebut, Nanta memberanikan diri untuk menerima pesanan. Orderan pertama yang ia terima ialah menjahit seragam keluarga.
“Saya memiliki dua mesin jahit. Keduanya merupakan pemberian dari nenek dan saudara. Saya hanya memperbaikinya supaya lebih enak digunakan. Alhamdulillah, keluarga semuanya mendukung saya hingga akhirnya saya berani sedikit demi sedikit menerima orderan dari masyarakat sekitar tempat tinggal saya,” ucap Ananta.
Setelah menerima orderan menjahit busana, Nanta pun mulai mengembangkan keterampilannya dalam memayet busana. Namanya semakin dikenal saat ia mendapatkan kesempatan untuk menjahit busana dari Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah.
“Karena saya senang dengan keindahan, saya pun mulai bermain dengan payet-payet dan menerima jasa memayet busana. Buat yang penasaran dengan hasil jahitan dan payetan saya bisa dicek di akun Instagram @by.ananta,” tutur Nanta.
Orderan demi orderan ia terima, mulai dari seragam sekolah, seragam keluarga, kebaya, dan busana lainnya. Sebulan, Nanta bisa menerima orderan sebanyak 20—30 busana.
“Lumayan banyak yang menjahit, apalagi pas Ramadan menjelang lebaran itu sampai saya kewalahan dan dibantu oleh saudara-saudara saya,” ucap Nanta.
Satu busana yang dijahit Nanta dihargai mulai dari 80 ribu menyesuaikan tingkat kerumitan busana tersebut, sedangkan untuk jasa memayet busana dipatok mulai dari 50 ribu. Dalam sebulan penghasilan yang bisa didapatkan dari jasa menjahit dan memayet busana mencapai 5-8 juta.
“Saya masih harus belajar terkait dunia fesyen supaya usaha saya lebih berkembang dan bisa nyerap tenaga kerja di sekitar lebih banyak lagi. Semoga dengan berkembangnya usaha ini bisa memberikan kebermanfaatan untuk sekitar,” ucap Nanta. (Aya/Cecep)