Kolaborasi Poliban-PLN Hasilkan Inovasi Penjepit untuk Penangkal Petir

Kolaborasi Poliban-PLN Hasilkan Inovasi Penjepit untuk Penangkal Petir

Banjarmasin, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi terus diandalkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Melalui Merdeka Belajar, kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dan industri terbukti mampu menghasilkan inovasi untuk menjawab tantangan yang dihadapi dunia industri.


Salah satu praktik baik dari kolaborasi tersebut seperti yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), Kalimantan Selatan. Sebagai implementasi Merdeka Belajar, Poliban menerapkan pembelajaran berbasis industri atau teaching factory (Tefa) untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui produksi produk inovasi yang dibutuhkan oleh industri. Berkolaborasi dengan PLN Kota Banjarmasin,  Tefa yang digagas oleh Prodi Teknik Mesin Poliban tersebut berhasil menghasilkan produk inovasi yang digunakan oleh PLN Kota Banjarmasin berupa Klaster atau penjepit untuk penangkal petir pada tiang listrik. 


Dosen sekaligus Ketua Jurusan Teknik Mesin Poliban, Muhammad Kasim, mengatakan bahwa awal mula kerja sama dalam pengembangan dan pembuatan penjepit untuk penangkal petir pada tiang listrik tersebut berasal dari kunjungan PLN ke Poliban. 


“Sempat beberapa kali PLN mengunjungi prodi-prodi di sini, salah satunya Teknik Mesin,” kata Muhammad Kasim. 


Saat itu, PLN meminta mahasiswa untuk membuat alat tersebut. Alat penjepit yang dimaksud PLN ini akan digunakan sebagai penangkal petir pada tiang listrik milik PLN untuk meningkatkan keamanan. 

 

“Nah, kebetulan ada mata kuliah saya yang berhubungan dengan pengerjaan alat ini, yaitu Teknik Pengecoran Logam dan mahasiswanya sanggup mengerjakan ini. Jadi, saya persilakan dan saya bimbing,” ungkap Muhammad Kasim. 

 

Masih menurut Muhammad Kasim, sebelum ada permintaan project dari PLN tersebut, para mahasiswa belum pernah melakukan kegiatan praktik pembuatan alat penjepit untuk penangkal petir ini. Akan tetapi, para mahasiswa sudah diberikan dasar-dasar pembuatannya, misalnya dari menggambar pola dan sebagainya. Oleh karena itu, kerja sama dengan PLN tersebut sekaligus menjadi bagian dari praktik langsung para mahasiswa. 


Hingga saat ini, PLN sudah memesan sekitar 100 produk atau alat. Pemesanan dilakukan secara bertahap. Produk tersebut juga sudah digunakan oleh PLN Kota Banjarmasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk mahasiswa ini sudah layak dan sesuai dengan kebutuhan industri. 




“Permintaannya secara bertahap, awalnya pemesanan 17 buah alat, yang kedua 19 buah dan yang terakhir tadi ada 40, totalnya kira-kira sekarang 100 buah alat. Artinya kalau mereka lihat sudah pas, pemesanan itu berlanjut sampai sekarang,” ucapnya. 


Sementara itu, salah satu mahasiswa Prodi Teknik Mesin, Poliban, Rahmadi, mengatakan bahwa pembuatan Klaster PLN ini memakan waktu sekitar satu minggu. Menurut Rahmadi, pada masa awal, proses produksi Klaster PLN ini dilakukan dengan menyesuaikan jadwal kuliah. 


“Karena dari pihak PLN memang tidak terlalu memberikan batasan waktu,” kata Rahmadi.


Masih menurut Rahmadi, ia dan rekan-rekannya membutuhkan waktu satu pekan untuk membuat pesanan dari PLN. Saat itu pesanan yang dikerjakan sebanyak 18 buah alat. 


“Kemudian yang terakhir ini kami mengerjakan selama tiga minggu,” terang Rahmadi. 


Proses pengerjaan pesanan dari PLN tersebut awalnya dikerjakan oleh tiga orang mahasiswa saja. Akan tetapi, karena proyek ini digunakan sebagai nilai praktik, proses pembuatan Klaster melibatkan satu kelas. 


Rahmadi yang masih duduk di semester empat ini mengaku, kegiatan pembuatan alat pesanan dari PLN ini tidak hanya telah menambah kompetensinya, tetapi juga menjadi pengalaman tambahan tentang praktik pengecoran logam. 


“Dengan adanya proyek ini, kita mampu menerapkan apa yang telah kita pelajari dan kita dapat pada mata kuliah praktik pengecoran logam,” kata Rahmadi. (Poliban/Nan/Cecep)