Kolaborasi Ditjen Pendidikan Vokasi dan L’Oréal Siapkan Hairdressers Berkualitas

Kolaborasi Ditjen Pendidikan Vokasi dan L’Oréal Siapkan Hairdressers Berkualitas

Jakarta, Ditjen Vokasi - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus memperkuat integrasi pendidikan vokasi dengan industri agar mampu menyiapkan talenta-talenta yang terampil dan kompeten di berbagai bidang. Salah satunya adalah di bidang tata kecantikan rambut melalui program L’Oréal Hairducatio.  


L’Oréal Hairducation merupakan program kolaborasi antara Kemendikbudristek dan L'Oreal dalam rangka pengembangan dan pembenahan pendidikan vokasi di bidang kecantikan rambut. Program tersebut telah berjalan selama tujuh tahun sejak diluncurkan pertama kali pada 2017 lalu.


Hingga saat ini, program L’Oréal Hairducation telah menjangkau sebanyak 28 sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia dengan 54 guru terlatih dan lebih dari 1.700 lulusan SMK yang siap berkarya di industri tata rambut baik di dalam maupun di luar negeri.  


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa program L'Oréal Hairducation menjadi salah satu upaya nyata yang dilakukan Ditjen Pendidikan Vokasi dalam meningkatkan keselarasan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Program tersebut telah memperkuat pengembangan SMK Jurusan Tata Kecantikan Rambut di seluruh Indonesia dalam mencetak hairdressers berkualitas.




“L'Oréal Hairducation telah menjadi upaya nyata sekaligus wadah bagi 28 SMK yang menawarkan program keahlian Tata Kecantikan Rambut untuk meningkatkan relevansi  para lulusannya,” kata Dirjen Kiki dalam sambutannya saat acara L’Oréal Hairducation di Jakarta pada Rabu (28-02-2024). 


Menurut Dirjen Kiki, L’Oréal Hairducation telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempersiapkan lulusan pendidikan vokasi yang siap terjun ke dunia industri kecantikan rambut, baik dalam skala nasional maupun internasional, sesuai dengan standar industri yang berlaku. 


Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Uuf Brajawidagda, mengatakan bahwa industri tata kecantikan termasuk kecantikan rambut menjadi salah satu industri yang terus berkembang. 


“Melalui kemitraan ini, Direktorat Jenderal pendidikan vokasi ingin memastikan kurikulum pembelajaran di sekolah vokasi jurusan tata kecantikan terus berkembang agar dapat menjawab kebutuhan industri salon yang dinamis,” kata Uuf. 


Lebih lanjut, Uuf menyatakan bahwa salah satu fokus dalam kerja sama tersebut adalah pada program pelatihan yang mengedepankan keterampilan bekerja. Dengan demikian para lulusan vokasi akan mampu menjawab tantangan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat saat ini. 


Industri tata kecantikan rambut memiliki potensi besar dengan estimasi nilai mencapai 11 triliun per tahun. Dengan estimasi nilai tersebut, dibutuhkan semakin banyak talenta yang siap kerja dan unggul untuk industri ini. Saat ini ada 100 ribu salon dan 5 ribu barbershop dengan perkiraan jumlah tenaga kerja sekitar 295 ribu orang. 


Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability, PT L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, mengatakan bahwa industri hairdressing terus berkembang dan bertransformasi mengikuti perkembangan zaman sehingga perlu disiapkan talenta-talenta yang semakin berkualitas dan terus diperkaya dengan berbagai keterampilan terbaru, dalam hal kemampuan teknis, kreativitas, hingga kemampuan berbisnis yang mumpuni. 


“Program L’Oréal Hairducation yang diusung oleh brand kami, L’Oréal Professionnel, merupakan wujud komitmen kami untuk turut berperan aktif dalam mendukung program pemerintah untuk mengedukasi generasi muda dan mengembangkan kualitas talenta siap kerja di Indonesia, terutama di industri tata rambut. Hal ini sejalan dengan misi L’Oréal untuk menciptakan dunia kecantikan yang menggerakkan Indonesia,” jelas Melanie. 

 

Sejak pertama kali dijalankan pada tahun 2017, program L’Oréal Hairducation memberikan pelatihan pengembangan skill tata rambut kepada para guru SMK Jurusan Tata Kecantikan Rambut terpilih di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar turut didampingi oleh tim edukator dari L’Oréal Professionnel dan dukungan juga diberikan berupa produk untuk mendukung kegiatan pembelajaran bagi siswa SMK. Melalui dukungan mitra salon, kesempatan praktek kerja lapangan terbuka untuk para siswa sehingga memberikan pengalaman berinteraksi langsung dengan konsumen di salon. 


Program pembelajaran L’Oréal Hairducation tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan kreativitas dan keterampilan bisnis yang diperlukan dalam industri yang terus berkembang ini. 


Education & Business Development Director, Professional Product Division PT L'Oréal Indonesia, Queentia Tampubolon, mengatakan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 61% lulusan L’Oréal Hairducation kini telah menjalankan karier mereka di industri tata rambut, baik membuka salon sendiri, maupun bekerja di salon atau menjadi freelance hairstylists


“Hal ini menjadi bukti nyata dari manfaat program L’Oréal Hairducation dalam menyiapkan lulusan SMK Jurusan Kecantikan untuk masuk ke dunia kerja,” kata Queentia.


Kepala Jurusan Tata Kecantikan, SMKN 4 Surakarta, Lilis Pujiastuti, mengaku senang menjadi bagian dari L’Oréal Hairducation. Program tersebut, lanjut Lilis, telah memperkaya kemampuan teknis guru-guru melalui berbagai program pelatihan yang diberikan oleh para edukator L’Oréal Hairducation.


“Kami juga mampu mendesain pembelajaran sesuai dengan standar industri salon di Indonesia untuk membantu siswa siswi lebih siap terjun ke dunia industri, dan senang sekali banyak lulusan yang kini berkarya dan menunjukkan talentanya di industri salon,” kata Lilis.


Alumni SMKN 4 Surakarta, Kentri Grata, mengatakan bahwa materi pembelajaran dari L’Oréal Hairducation sangat membantu para pelajar untuk dapat terus memperbarui pengetahuan tentang tren industri tata rambut yang dinamis. 


“Berkat ilmu yang diajarkan oleh L’Oréal Hairducation kami semakin percaya diri baik ketika berhadapan dengan klien maupun saat mengikuti praktik kerja lapangan langsung di industri salon,” kata Kentri. (Nan/Cecep)