Kisah IRT Muda Sukses Usaha Buket dan Hantaran Berkat Program PKW

Kisah IRT Muda Sukses Usaha Buket dan Hantaran Berkat Program PKW

Sukabumi, Ditjen Vokasi - Satu demi satu hiasan terangkai sempurna di tangan Sindiani Pajrin. Semenjak memutuskan menikah di usia muda, Sindiani tidak ingin bergantung dengan uang hasil suami. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk meningkatkan keterampilannya di bidang kreasi dengan kursus hantaran.


Perjalanannya meningkatkan kompetensi tersebut pun semula tidak didukung suami. Akan tetapi, dengan membuktikan bahwa dirinya mampu dan serius, ia pun dapat mengikuti kursus hantaran melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tahun 2019 di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Badami, Sukabumi, Jawa Barat.


“Dulu ikut PKW di usia 28 tahun, karena dulu persyaratan maksimalnya 35 tahun. Untungnya saya masih bisa ikut kursus gratis tersebut,” terang Sindiani.


Sudah memiliki ketertarikan di bidang hantaran memang membuat mudah Sindiani dalam mengikuti pelatihan selama kurang lebih dua bulan. Menurutnya, kreativitas, keuletan, dan inovasi bisa merupakan modal utama dalam membuat buket ataupun hantaran. Tak hanya itu, melalui program PKW, ia pun mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pemasaran digital dan juga kewirausahaan.


“Setelah ikut program PKW, ternyata penting sekali membangun media sosial untuk branding dan pemasaran. Saya juga jadi tahu bagaimana mengelolanya,” ungkap Sindiani.


Dari Kursus untuk Keluarga


Sebagian bagian dari pendidikan vokasi, kursus tidak hanya bermanfaat untuk pribadi alumninya dalam meningkatkan keterampilan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial. Itulah yang sangat dirasakan oleh Sindiani. Setelah mengikuti pelatihan, ia pun dapat berdikari memperoleh penghasilan sendiri sehingga berdampak pada perekonomian keluarganya. 


Dahulu, ia bersama suami harus pintar-pintar mengirit pengeluaran, tetapi dengan berwirausaha setelah mengikuti program PKW, ia dapat meningkatkan penghasilan setiap bulannya.


“Saya punya anak dua dan suami supir ambulance di RS, dengan saya berwirausaha di rumah saya juga turut membantu ekonomi keluarga,” tutur Sindiani. 


Hari demi Sindiani bisa memperbaiki ekonomi keluarganya. Orderan dan pesanan pun turut berdatangan. Usaha yang dijalankan di rumahnya itu pun berbuah manis. Pesanan hantaran tidak hanya di kecamatannya daerah Gunung Puyuh, tetapi juga sampai ke Kota Sukabumi dan Bandung. Dari usahanya tersebut ia mendapatkan keuntungan sekitar Rp5 juta per bulan. 


“Peluang usaha di bidang hantaran dan buket cukup menjanjikan, terlebih di saat musim-musim wisuda dan pernikahan,” ujar Sindiani.


Tak hanya itu, berkat kepiawaian dan keuletannya, ia pun sudah menjadi mitra UMKM untuk membantu penyelenggaraan PKW di LKP Badami mulai tahun 2022. Menurut Sindiani, ilmu akan terus bermanfaat jika dibagikan. Maka dari itu, ia pun ingin membagikan pengalaman dan juga ilmu-ilmu tentang dunia hantaran dan kewirausahaan yang sebelumnya sudah ia pelajari. 


Sebagai informasi, program PKW merupakan program prioritas Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghadirkan wirausahawan muda di berbagai bidang keterampilan. Program ini menjadi upaya dalam menekan angka pengangguran di Indonesia. (Zia/Cecep)