Kian Kinclong di Bidang Hospitality

Kian Kinclong di Bidang Hospitality

Yogyakarta, Ditjen Diksi – Sempat menjadi pengajar di SMKN 6 Yogyakarta lalu ke sekolah lain, Wiwik Indriyani akhirnya kembali pada 2018 menjadi nakhoda di sekolah tersebut. “Saat itu SMK disebut sebagai penyumbang pengangguran terbanyak, hingga akhirnya kami menganalisa potensi Yogyakarta sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan budaya. Sebagai sekolah di bidang pariwisata, SMKN 6 Yogyakarta harusnya tidak ‘gelisah’,” ujarnya memulai kisah geliat SMKN yang kini memiliki total sekitar 1.300-an murid.

Terlebih, tambah Wiwik, persaingan mendapatkan pekerjaan di wilayah Yogyakarta cukup tinggi karena lulusan SMK juga harus bersaing dengan SMA maupun perguruan tinggi. “Lalu kami membuat konsep wirausaha hingga branding agar lulusan SMK bisa mandiri,” tuturnya.

Ditambah lagi, saat pandemi Covid-19 melanda, murid SMK menghadapi kendala praktik magang di industri. “Kami pun banting setir PKL (praktik kerja lapangan) berbasis wirausaha. Alhamdulillah, wisuda pertama sejak 2018, yakni lulusan 2021, menghasilkan 77 wirausaha startup dengan omzet Rp10 juta ke atas,” jelas Wiwik.

Wiwik menjelaskan, awalnya pihak sekolah harus membangun mental para peserta didik agar kelak bisa mandiri, lalu mengembangkan branding dan ekosistem yang menunjang kewirausahaan. “Adapun wisuda tahun 2022 ini terdapat 42 lulusan. Meski secara kuantitas menurun, namun secara kualitas meraih omzet yang tinggi di bidang kuliner, kecantikan, maupun busana. Ada yang ide sendiri, meneruskan usaha orang tua, ataupun buka cabang,” terangnya.

Seiring raihan menjadi SMK Pusat Keunggulan (PK), kini pihak sekolah turut mengembangkan soft skills peserta didik melalui teaching factory di bidang kuliner. “Modal inilah yang membuat siswa berlaku enterpreneur hingga terinspirasi membuka peluang usaha sendiri,” ujar Wiwik.

Selain terus mengembangkan kewirausahaan, terdapat juga lulusan yang melanjutkan studi maupun bekerja di perusahaan. Tercatat, tahun ini, 30 lulusan SMKN yang memiliki luas lahan 7.500 meter persegi ini berhasil lolos SNMPTN. “Kami juga memiliki kelas industri Horizon sejak 2019 yang lulusannya langsung terserap di industri. Terlebih, 70 persen guru berasal dari industri, serta PKL selama setahun,” tutur Wiwik.

Tak hanya Horizon, terdapat juga kelas industri de Wave untuk spa, L’Oreal untuk kecantikan, dan Jawa Dwipa untuk fashion. “Meski pusat keunggulannya kuliner, tetapi semua jurusan maju bersama,” jelas Wiwik.

Tahun ini, tambah Wiwik, pihak sekolah berencana mengembangkan restoran yang berada di Edotel, seiring status sekolah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sejak 2020. Pasalnya, “Saat pandemi justru yang berkembang adalah kuliner. Kebetulan tahun ini kami mendapat pemadanan dari Horizon yang dikeluarkan dananya oleh Kemendikbudristek yang dapat digunakan untuk pengembangannya. Adapun omzet 2021 mencapai Rp581 juta, sedangkan target tahun ini Rp870 juta,” tuturnya.

Sebagai informasi, SMKN 6 Yogyakarta memiliki enam kompetensi keahlian, yakni usaha perjanalan wisata, perhotelan, kuliner, tata kecantikan rambut dan kulit, tata busana, serta spa and beauty theraphy. “Ke depan, kami akan terus meningkatkan soft skills anak-anak. Dulu untuk PKL, kami mencari industri. Sekarang industri yang mencari kami,” tutup Wiwik, bangga. (Diksi/AP/NA)