Kenali Rahasia Memukau Pakem Riasan Pengantin Solo

Kenali Rahasia Memukau Pakem Riasan Pengantin Solo

Karanganyar, Ditjen Vokasi - Pakem riasan pengantin Solo adalah sebuah harta budaya yang tak ternilai. Keindahannya yang abadi dan simbolisme yang terkandung di dalamnya menginspirasi banyak orang dari berbagai latar belakang. Dalam menjaga kelestarian tradisi ini, pakem riasan pengantin Solo diajarkan di lembaga kursus dan pelatihan (LKP).


LKP yang menyelenggarakan kursus tata rias pengantin (TRP) menjadi upaya untuk melestarikan budaya tersebut. Salah satu LKP yang menyelenggarakan kursus tata rias pengantin Solo adalah LKP Van, Karanganyar, Jawa Tengah.


Agusvirna Henny Ekosaputri selaku pimpinan LKP Van mengungkapkan, sangat penting untuk anak muda zaman sekarang mempelajari riasan pengantin Solo. Selain untuk menerima permintaan klien, peserta didik pun dapat sekaligus melestarikan budaya bangsa.


“Sekarang banyak anak muda yang riasan pengantinnya meniru budaya barat, bahkan keluar dari pakem. Padahal, riasan Solo haruslah menggunakan pakem agar nilai budaya tetap lestari,” ungkap Virna.


Lantas bagaimana pakem riasan pengantin Solo? Berikut adalah penjelasannya menurut Virna. 


  1. Riasan wajah

Riasan pengantin Solo berkiblat pada tradisi klasik keraton Solo. Riasan wajah dalam pakem riasan pengantin Solo cenderung lebih ringan dan alami dengan warna kekuning-kuningan. Pemakaian foundation dan bedak yang halus akan menciptakan warna kulit pengantin yang bersinar dan segar. 


  1. Paes

Riasan pengantin adat jawa khususnya Solo adalah paes. Dalam konteks riasan pengantin, paes mengacu pada proses menghias wajah pengantin pada area dahi dengan pola-pola tradisional. Untuk paes terdiri dari gajah yang berbentuk seperti setengah telor bebek, pengapit yang berbentuk seperti bunga kanthil, penitis yang berbentuk seperti telor ayam,dan godheg yang berbentuk ngundhup turi.


  1. Sanggul dan bunga melati

Tidak sembarang memasang sanggul, untuk rias pengantin solo model sanggulnya pun harus disesuaikan. Sanggul pengantin Solo memiliki ciri khas yang dinamakan sanggul bangun tulak. Seperti namanya sanggul bangun tulaknya bentuknya mirip sayap kupu-kupu makanya sering pula disebut ngupu. Sanggul jenis ini memiliki bentuk yang tinggi dan menonjol, memberikan tampilan yang elegan dan anggun.


Riasan kepala selain sanggul yang tak boleh terlewat adalah bunga melati. Pengantin adat Solo harus memakai bunga melati yang sudah dironce dan terdiri dari bunga bangun tulak, bunga tibo dodo bawang sebungkul, borokan, sisir bunga melati, serta sintingan.


  1. Perhiasan

Seperti riasan pengantin adat lainnya, riasan pengantin Solo pun dipercantik dengan memakai aksesoris perhiasan. Perhiasan ini biasanya terdiri dari sepasang cundhuk jungkat, sepasang centhung, cundhuk mentul 7 buah, gelang, anting, cincin, bahkan bros gelung/semyok. 


  1. Busana pengantin

Pernah melihat sepasang pengantin Solo, kan? Tampilan anggun dan ayu dari Solo putri sangat terpancar, bukan hanya dari riasan, tetapi busana yang dikenakan. 


Pengantin putri menggunakan kebaya sementara pengantin putra pada umumnya mengenakan kemeja, beskap, dan bermaset. Model busana keduanya pun panjang beludru yang berhiaskan sulaman warna keemasan atau bordir benang emas. Selain itu, pengantin juga harus menggunakan kain batik dengan motif khusus, yaitu sidomukti, sidomulyo, dan sidoasih. 


Peserta kursus tata rias pengantin idealnya tidak hanya bisa merias, tetapi juga mengenali adat dan pakem tradisional. Beberapa poin di atas adalah hal tradisi yang harus dilestarikan. (Zia/Cecep)