Kemitraan Menjadi Salah Kunci Keberhasilan Pendidikan Vokasi Dalam Negeri

Kemitraan Menjadi Salah Kunci Keberhasilan Pendidikan Vokasi Dalam Negeri

Cimahi, Ditjen Vokasi – Pendidikan vokasi merupakan salah satu pilar kemajuan negeri. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi. Salah satunya adalah dengan mendekatkan pendidikan vokasi dengan mitra industri.


Saat ini pergeseran teknologi menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan. Tantangan ini menuntut lembaga pendidikan untuk siap dalam menghasilkan keluaran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. 


Industri sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dari pendidikan vokasi memiliki peran yang sangat krusial dalam memajukan pendidikan vokasi. Kemitraan adalah bagian utama dalam sistem pendidikan vokasi. Sebagus apa pun sistem pendidikan vokasi apabila tidak diselaraskan dengan kebutuhan industri maka akan terjadi ketimpangan. Oleh karena itu, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya membangun kemitraan. 



Ketua Tim Kerja Bidang Kemitraan, Direktorat Mitras DUDI, Yoggi Herdani, menyampaikan bahwa banyak cara untuk menyelaraskan dunia pendidikan dan ekonomi. Bermitra adalah salah satu jalan yang paling strategis. Dengan menciptakan ekosistem, memperkuat kapasitas dan kapabilitas lembaga dan individu di satuan pendidikan vokasi maka kemitraan bisa terwujud secara efektif dan efisien.


“Selama ini banyak yang mengejar kemitraan tanpa memperhatikan kualitas sehingga yang terjadi di lapangan hanya terhenti di MoU saja. Kemitraan adalah kerja sama yang dapat dievaluasi. Kemitraan ini tidak hanya untuk MoU, tapi kita kawal sampai ada bentuk aktivitasnya,” ucap Yoggi dalam Webinar Nasional Gebyar Karya Vokasi Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) 2023 pada Rabu (27-12-2023).



Senada dengan Yoggi, CSR Associate PT United Tractors Indonesia, Dimas Aryo Wicaksono, menuturkan bahwa kontribusi industri untuk pendidikan adalah untuk mewujudkan sustainable development goals (SDGs) yang telah ditetapkan oleh global. Keberadaan industri harus bisa bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Kebermanfaatan ini salah satunya diwujudkan dengan memberikan dukungan kepada upaya pemajuan pendidikan vokasi dalam negeri. 


“Kebijakan Kurikulum Merdeka, program SMK Center of Excellent (CoE), SMK Pusat Keunggulan (PK), dan sekarang SMK PK Skema Pemadanan Dukungan (SPD) sangat bagus karena sekarang relevan dengan kebutuhan industri. Kemitraan bukan goal, tapi tentang membangun sistem supaya link and match bisa berkelanjutan,” ucap Aryo.



Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Barat, Hadi S.C., menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara yang besar memiliki potensi besar yang berpengaruh untuk dunia. Sumber daya alam yang melimpah perlu didukung dengan SDM yang mumpuni. Investasi untuk dunia pendidikan penting untuk mempercepat regenerasi SDM yang berkualitas. 


“Industri dan investasi penting untuk pendidikan vokasi. Oleh karena itu, kami akan mendorong peningkatan nilai investasi untuk dunia pendidikan khususnya pendidikan vokasi,” ujar Hadi. (Aya/Cecep)