Jauh Lebih Murah, Inovasi Lampu Lalu Lintas Pintar dari PNM Bisa Gantikan Produk Impor

Jauh Lebih Murah, Inovasi Lampu Lalu Lintas Pintar dari PNM Bisa Gantikan Produk Impor

Madiun, Ditjen Vokasi - Persimpangan jalan kerap menjadi salah satu titik kemacetan yang dipicu oleh antrean kendaraan yang akan melintas di persimpangan tersebut. Kondisi ini biasanya diperparah dengan lampu lalu lintas yang lama sehingga membuat antrean kendaraan semakin mengular. Guna mengatasi persoalan tersebut, tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Madiun (PNM) mengembangan inovasi lampu lalu lintas pintar yang dapat mengontrol nyala lampu di traffic light sesuai tingkat kepadatan di setiap ruas jalan. 

Saat ini lampu lalu lintas pintar tersebut sudah diaplikasikan di salah satu titik persimpangan di Kota Denpasar, Bali. Tepatnya adalah di Persimpangan Jimbaran-Ngurah Rai. 

Selain telah dimanfaatkan untuk membantu mengurai kemacetan di simpang Jimbaran-Ngurah Rai, lampu lalu lintas pintar ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Matching Fund Vokasi tahun 2023. Projek ini melibatkan dosen dan mahasiswa lintas program studi dan lintas jurusan di PNM serta mitra industri.  

Ketua tim lampu lalu lintas pintar, Wahyu Pribadi, mengatakan bahwa lampu lalu lintas pintar ini bekerja dengan mendeteksi kepadatan kendaraan di setiap ruas jalan di persimpangan tersebut. Secara otomatis, lampu lalu lintas pintar ini akan mengontrol nyala lampu untuk mengurangi kepadatan pada ruas jalan dengan mengatur jeda waktu antar lampu lalu lintas tersebut. 

“Jadi, ketika ada sisi jalan yang padat, maka lampu merahnya akan dipercepat untuk mengurangi kepadatan di ruas jalan. Begitu pula sebaliknya pada ruas jalan yang dinilai sepi,” kata Wahyu beberapa waktu lalu.

Menurut Wahyu, ide pengambangan lampu lalu lintas pintar karena lampu lalu lintas konvensional yang ada selama ini tidak dapat mengatur nyala lampunya. Hal tersebut menyebabkan kemacetan di titik-titik persimpangan, terlebih untuk persimpangan-persimpangan yang terhitung memiliki tingkat kepadatan kendaraan yang tinggi.

Selain mampu mengurangi kepadatan kendaraan, lampu lalu lintas pintar ini, menurut Wahyu, juga memiliki keunggulan dalam biaya operasional yang jauh lebih murah dibandingkan dengan lampu lalu lintas konvensional. 

"Mengapa bisa mengurangi biaya operasional karena lampu lalu lintas pintar ini dapat dipantau dari jarak jauh. Jadi tidak perlu ada petugas yang melakukan kontrol untuk pengecekan lampu lalu lintas, termasuk saat ada gangguan," tambah Wahyu. 

Masih menurut wahyu, hasil dari pemantauan yang bisa dilakukan selama 24 jam tersebut juga dapat menjadi bahan data yang dapat dianalisis untuk  menentukan kebijakan yang diambil. Utamanya adalah dalam hal mengatasi persoalan kemacetan di wilayah tersebut.

Untuk harga, lanjut Wahyu, lampu lalu lintas pintar inovasi PNM ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan lampu lalu lintas pintar serupa yang sudah ada di pasaran saat ini dan merupakan produk impor.

“Produk inovasi kami ini jauh lebih murah dan ini merupakan produk dalam negeri,” ujar Wahyu. (Nan/Cecep)