Inspirasi dari Visionary Management Bootcamp Dosen Vokasi di Coventry University
Coventry, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi (PTV) dituntut untuk berorientasi global. Oleh karena itulah, diperlukan kepemimpinan yang visioner dan transformatif agar bisa mendorong PTV untuk bereputasi internasional.
Dalam rangka menghadirkan pemimpin-pemimpin baru untuk masa depan PTV, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengadakan pelatihan/magang di perguruan tinggi luar negeri. Pelatihan bertajuk “Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders” ini berlangsung Coventry University selama 3 minggu mulai 27 November sampai 16 Desember 2023 lalu.
Sebanyak 12 orang dosen terpilih dari sejumlah PTV di Indonesia telah mengikuti pelatihan tersebut. Para peserta sebelumnya telah mengikuti sejumlah seleksi yang ketat dan dinilai memiliki visi masa depan dan karakter leadership yang kuat untuk kepemimpinan masa depan. Dua di antaranya para peserta merupakan Direktur Politeknik Pertanian Samarinda dan Direktur Politeknik Negeri Madura.
Pelatihan ini dirancang untuk membekali para pemimpin PTV dengan metode, teknik-teknik, dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk menjadi leader dan inovator yang mampu menginspirasi dan memotivasi tim mereka untuk membawa PTV menuju world class university.
Pelatihan difokuskan pada pengembangan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk mengidentifikasi tren yang sedang berkembang, memprediksi perubahan, dan menetapkan visi kedepannya. Materi yang diberikan di antaranya adalah perencanaan strategis, inovasi, kreativitas, pemikiran desain, dan peramalan masa depan.
Direktur Politeknik Pertanian Samarinda, Hamka Nurkaya, mengungkapkan bahwa materi yang diberikan saat pelatihan sangat bermanfaat untuk mengembangkan pola pikir ke depan yang sangat diperlukan dalam memimpin sebuah organisasi. Sejak awal pelatihan, para peserta difasilitasi untuk berlatih mengembangkan pola pikir dalam menanggapi isu-isu yang berkembang saat ini sebagai bagian dari case study dari materi-materi pelatihan.
“Kami juga diperkenalkan kepada tools-tools yang sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah dan menjabarkan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut,” lanjut Hamka.
Hamka pun menambahkan bahwa selama pelatihan kesempatan diberikan seluas-luasnya untuk berinteraksi langsung dengan Senior Management Team dari Coventry University yang sangat berpengalaman dalam pengelolaan institusi pendidikan tinggi.
Direktur Politeknik Negeri Madura, Laily Ulfiyah, berpendapat bahwa kunjungan industri yang menjadi salah satu agenda dalam pelatihan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk melihat langsung contoh-contoh kolaborasi antara industri dengan perguruan tinggi di Inggris.
“Kolaborasi antara industri dan Coventry University memiliki nuansa riset yang kental. Kami melihat hal tersebut pada saat berkunjung ke Manufacturing Technology Centre dan Institute of Advanced Manufacturing and Engineering”, kata Laily.
Laily menambahkan bahwa kombinasi antara materi di kelas dan interaksi dengan praktisi industri menjadi menu lengkap yang sangat bermanfaat baginya kelak di masa yang akan datang.
“Selaras dengan apa yang kami dapatkan dalam pembelajaran di kelas, riset dapat meningkatkan dampak kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat dan industri,” tambah Laily.
Sementara itu, pakar Sustainability and Supply Chain Management di Coventry University, Prof. Benny Tjahjono, mengatakan bahwa pihaknya merancang program pelatihan untuk memberi kesempatan kepada peserta berinteraksi langsung dengan leader di Coventry University dan industri-industri kelas dunia di Inggris. Dengan pengalaman berinteraksi dengan world-class company dan research centre tersebut, diharapkan para peserta dapat mengembangkan keterampilan mereka sebagai leader.
“Utamanya dalam mendefinisikan visi berkelas, perencanaan strategis yang berkelanjutan sekaligus melakukan transfer knowledge,” ujar Benny.
Sebagai Director of Research Engagement di Coventry University, Benny berharap dapat berperan dalam meningkatkan kapabilitas dan daya saing politeknik-politeknik di Indonesia.
“Untuk itu kami sangat terbuka dengan berbagai peluang kerja sama penelitian atau pengembangan SDM,” tambah Benny.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhamad Fajar Subkhan, berkesempatan untuk meninjau langsung kegiatan pelatihan sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap jalannya program. Pada kegiatan monev tersebut, Fajar juga berkesempatan untuk menyimak presentasi dari para peserta.
“Saya menilai peserta pelatihan berhasil mengaplikasikan langsung materi pelatihan kepada case study yang diberikan. Gambaran visi perpaduan research centre dan competency centre dalam kerangka Teaching Factory merupakan contoh perencanaan yang visioner dari para peserta pelatihan”, kata Fajar.
Fajar juga berharap, pelatihan ini dapat membuka peluang kerja sama lanjutan antara PTV dan perguruan tinggi di Inggris, khususnya Coventry University.
“Misalnya seperti kerja sama penelitian,” tambah Fajar. (Dit KLSD/Nan/Cecep)