Inovasi Poltekba Hadirkan Solusi Pengolahan Air Bersih Bagi RSUD di Soppeng
Balikpapan, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), Kalimantan Timur mengembangkan Teknologi Smart Water Treatment Plant (SWTP) for Medical Grade (SWTP-MeG) berbasis Eco-Hydraulics. Teknologi ini sudah diterapkan di RSUD Latemmamala, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan untuk membantu mengatasi persoalan air bersih di rumah sakit tersebut.
Pengembangan teknologi SWTP-MeG berbasis Eco-Hydraulics merupakan praktik baik dari program Matching Fund 2022. SWTP-MeG berbasis Eco-Hydraulics dikembangkan dosen Poltekba, Emil Azmanajaya, bersama mitra RSUD Latemmamala. Proyek ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa lintas program studi dan lintas jurusan.
“Banyak rumah sakit yang masih belum memenuhi kualitas air mereka sesuai dengan Permenkes 32 Tahun 2017 (air higiene sanitasi), Permenkes 7 Tahun 2019 (air untuk pemakaian khusus) dan Permenkes 492 Tahun 2010 (air minum),” kata Emil tentang latar belakang pengembangan teknologi SWTP-MeG berbasis Eco-Hydraulics tersebut.
Salah satunya, lanjut Emil, adalah RSUD Latemmamala Soppeng. Rumah sakit tersebut membutuhkan pengembangan infrastruktur sektor pelayanan air bersih atau air minum untuk mendukung fasilitas yang tersedia.
“Rumah sakit ini ingin memberikan pelayanan air yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas,” kata Emil melanjutkan.
Menurut Emil, ketersediaan sumber air baku di RSUD Latemmamala Soppeng selama ini ditopang dari sumur bor/deep well. Secara kuantitas, debit yang dihasilkan cukup untuk melayani kebutuhan air bersih. Akan tetapi, secara kualitas masih sangat buruk. Air yang dihasilkan juga berbau dan mengandung logam berat yang sangat tinggi.
“Karena itulah, diperlukan sistem penyediaan air bersih dengan menggunakan metode aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfeksi yang baik,” lanjut Emil.
Apalagi, menurut Emil, air yang digunakan untuk menunjang operasional kegiatan pelayanan rumah sakit memang harus memenuhi standar baku mutu air yang telah ditentukan, seperti untuk ruang operasi, farmasi, hemodialisis, boiler (softwater) dan menara pendingin (cooling tower). Terlebih air untuk pemakaian khusus, yakni air untuk kegiatan yang bersifat khusus (hemodialisis) di rumah sakit.
Oleh karena itu, teknologi pengolahan air bersih, air minum, dan air untuk pemakaian khusus di rumah sakit perlu dilakukan dengan baik demi menjaga agar tidak terjadi kasus infeksi di rumah sakit.
“Teknologi SWTP-MeG berbasis Eco-Hydralics merupakan instalasi pengolahan air bersih, air minum, dan air pemakaian khusus berbasis sistem kontrol dan internet of things (IoT) dan menggunakan pendekatan sistem eco-hydraulics yang dikembangkan oleh Politeknik Negeri Balikpapan,” terang Emil.
Teknologi SWTP-MeG dapat mengolah air baku yang bersumber dari air tanah dan air permukaan (air tawar) sesuai standar baku mutu Permenkes 32/2017 (air higiene sanitasi), Permenkes 7/2019 (air untuk pemakaian khusus), dan Permenkes 492/2010 (air minum).
Masih menurut Emil, teknologi ini disebut smart karena dilengkapi oleh sistem kontrol dan loT. Penggunaan sistem kontrol dan loT ini antara lain dapat memaksimalkan produksi, memperbaiki kualitas produksi, mengurangi biaya operasi dan perawatan. Selain itu, keuntungan utama menggunakan teknologi smart juga dapat untuk mengetahui keseluruhan sistem proses secara langsung (online dan real time) sehingga dapat membantu mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan berkaitan dengan proses pelayanan air di lingkungan rumah sakit.
Untuk proses pengembangan, perencanaan, dan produksi teknologi SWTP- MeG ini dilakukan di dalam kampus Poltekba. Prosesnya melibatkan teknisi, unit produksi, dan 94 mahasiswa melalui metode project/problem/product based learning (PBL). Sementara itu, kegiatan perakitan SWTP-MeG dilakukan di lokasi mitra, yakni RSUD Latemmamala.
“Dari proyek ini setidaknya dapat mendorong terbangunnya research environment melalui kemitraan sinergis dengan DUDI. Poltekba juga memiliki motivasi yang tinggi untuk menciptakan unit serta produksi/layanan usaha untuk mendukung proses hilirisasi produk terapan institusi dan menghasilkan produk riset terapan unggulan,” kata Emil. (Nan/Cecep)