Inovasi Politeknik Negeri Ambon: Aplikasi Solar Charger untuk Perawatan Aki  Mobil

Inovasi Politeknik Negeri Ambon: Aplikasi Solar Charger untuk Perawatan Aki Mobil


Ambon, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Ambon (Polnam) terus berupaya menghadirkan inovasi-inovasi teknologi yang ramah lingkungan. Terbaru, Polnam berhasil menciptakan inovasi dalam bidang perawatan kendaraan, khususnya untuk accumulator (ACCU) atau aki mobil dengan mengembangkan Aplikasi Solar Charger yang revolusioner. 

Dikatakan revolusioner karena teknologi yang digunakan pada pengecasan aki ini menggunakan tenaga surya  yang dapat mengisi ulang aki pada mobil. Alhasil, solar charger ini tidak lagi mengandalkan sumber energi listrik yang dipasok dari PLN dan lebih ramah lingkungan karena menggunakan tenaga surya.

Dosen sekaligus inovator solar charger, Epianus Esau Nanlohy, mengatakan bahwa inovasi ini bertujuan untuk mengatasi kendala yang sering terjadi di bengkel body repair and painting, di mana seringkali mobil yang terparkir di bengkel selama proses perbaikan bodi. Hal tersebut menyebabkan aki mobil tidak aktif dan bisa mengalami kerusakan akibat tidak terisi daya. 

"Aplikasi Solar Charger yang dibuat oleh tim ini dapat mengisi daya ACCU mobil secara otomatis menggunakan tenaga surya," kata Epianus Esau Nanlohy. 

Menurut Nahlohy, dengan alat ini, daya aki mobil bisa diisi ulang tanpa harus mengandalkan listrik PLN. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan aki penampung yang dapat mengumpulkan energi surya untuk digunakan pada malam hari atau saat cuaca tidak bersahabat. 

Lebih lanjut, Nanlohy menjelaskan bahwa proses pengembangan alat ini memakan waktu hingga satu minggu hingga akhirnya bisa digunakan. Nahlohy berharap, keberadaan inovasi ini dapat membantu mempermudah proses perawatan kendaraan di bengkel.

“Dengan inovasi ini maka kendaraan yang sedang dalam proses perbaikan di bengkel dapat tetap terjaga daya aki-nya sehingga tidak mengalami kerusakan akibat tidak terpakainya dalam jangka waktu yang lama,” ujar Nahlohy. 

Sementara itu, Cley Talakua, salah satu anggota tim pelaksana otomotif dari Polnam, menjelaskan bahwa alat inovatif yang mereka ciptakan awalnya sebenarnya bermula dari persoalan yang ada di bengkel sekaligus laboratorium otomotif milik kampus. Namun, rupanya persoalan yang sama juga banyak dihadapi oleh bengkel-bengkel di luar kampus.

“Alat ini sebenarnya kita buat karena pada saat kita punya bengkel di belakang itu, ada mobil yang mengalami proses pengecatan biasanya mobilnya tidak jalan. Kalau mobilnya tidak jalan, berarti nanti risikonya akinya bisa rusak. Jadi, alat ini dibuat khusus untuk mengelola daya baterai agar tidak rusak, terutama untuk mobil yang sedang dikerjakan di bengkel Politeknik Negeri Ambon,” jelasnya. 

Cley juga menambahkan bahwa inovasi ini tidak hanya bermanfaat untuk bengkel mereka sendiri, tetapi juga dapat digunakan oleh bengkel lainnya. 

“Jadi kalau misalnya ada bengkel-bengkel yang membutuhkan, kami siap membuatnya,”ucapnya. 

Cley berharap, inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat membantu memajukan teknologi di bengkel teknik mesin, serta memberikan solusi yang lebih efisien dalam perawatan kendaraan di masyarakat. (Polnam/Nan/Cecep)