Implementasi Kurikulum Merdeka Jadikan SMK Lebih Relevan
Bogor, Ditjen Vokasi – Implementasi
Kurikulum Merdeka (IKM) telah diterapkan
secara bertahap sejak 2021, dimulai dari Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Salah
satunya di SMKN 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mulai menerapkan
Kurikulum Merdeka sejak tahun lalu.
Kepala SMKN 1 Cibinong, Sugiyo mengatakan bahwa pihaknya
terus memaksimalkan penerapan IKM di sekolah. Sebab, manfaatnya bagi SMKN 1
Cibinong sebagai salah satu sekolah yang termasuk Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) adalah keleluasaan dalam mengembangkan metode pembelajaran berbasis teacing
factory dan project based learning yang menjadi salah satu karakter
dari Kurikulum Merdeka.
"SMK memang sangat menuntut para siswanya untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasi. Hal tersebut akan benar-benar terasah
melalui model pembelajaran berbasis proyek dan teaching factory
ini," kata Sugiyo.
Memasuki tahun kedua pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pihak
sekolah lanjut Sugiyo terus melakukan sinkronisasi kurikulum dengan sejumlah
industri. Dengan demikian diharapkan kompetensi yang dimiliki siswa nantinya
akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Jadi kalau menurut industri ada yang kurang kita akan
tambahkan. Kalau industri bilang sudah cukup, ya itu yang kami jalankan. Jadi,
inilah kemerdekaan dan fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka,” kata Sugiyo.
Oleh karena itu, ia optimistis implementasi kurikulum
merdeka akan membuat lulusan SMK semakin relevan dengan kebutuhan DUDI.
Apalagi, lanjut Sugiyo, keberhasilan SMK selama ini memang dilihat dari
kebekerjaan lulusannya yang terserap di industri.
Hanya saja, tantangan terberat yang dirasakan Sugiyo dari
IKM justru terletak pada guru yang dituntut untuk lebih kreatif dalam menguasai
materi pembelajaran. Guru menurutnya harus mendorong apapun yang diminta dan
diinginkan oleh siswa agar mereka dapat berkembang sesuai kemampuannya.
Sementara itu, secara terpisah Sekretaris Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka menjadi
ikhtiar Kemendikbudristek dalam mentransformasikan pendidikan di Indonesia guna
mewujudkan SDM Indonesia yang unggul. “Melalui IKM ini kami berharap bisa
mendorong lahirnya lulusan yang benar-benar kompeten, unggul, dan relevan
dengan kebutuhan industri,” ujar Saryadi.
Saryadi juga menyambut baik praktik baik IKM yang
diterapkan di SMKN 1 Cibinong. Ia berharap, Implementasi Kurikulum Merdeka akan
kian masif tidak hanya di SMKN 1 Cibinong tetapi juga di sekolah-sekolah
lainnya, utamanya sekolah kejuruan. (Teguh Susanto)