Ikut PKM, Mahasiswa Polije Rancang Aquafloatponic untuk Bantu Kurangi Pencemaran Air di Waduk Bondowoso
Jember, Ditjen Vokasi - Tim mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi mengembangkan aquafloatponic yang akan diaplikasikan di Waduk Bondowoso, Jawa Timur. Selain untuk mengembangkan pertanian hidroponik, inovasi ini juga membantu mengurangi pencemaran di waduk.
Pengembangan inovasi ini merupakan bagian dari kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menjadi salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan mutu mahasiswa dengan mengembangkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dan berdampak bagi masyarakat. Sementara itu, aquafloatponic sendiri merupakan sistem hidroponik yang menggunakan sistem wick, di mana penerapannya berada di perairan seperti danau atau waduk.
M. Ainul Yakin, salah satu dari tim pengembang aquafloatponic, menyampaikan bahwa ide untuk menciptakan aquafloatponic dikarenakan potensi waduk di Kecamatan Tamanan, Bondowoso yang kurang dimanfaatkan secara maksimal selama ini.
“Selain itu, banyak sampah di sana yang mengakibatkan kualitas air menjadi terkesan kumuh. Sehingga kami berencana untuk menggunakan sampah botol plastik untuk dijadikan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sistem aquafloatponic tersebut,” jelasnya.
Ainul tidak sendiri dalam mengembangkan aquafloatponic ini. Ia bersama teman-temannya yang tergabung dalam tim PKM dengan skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).
“Kami memilih PKM skema PM ini agar dapat menerapkan Iptek yang diperoleh selama berkuliah di Polije kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di daerah sekitar,” Ainul menambahkan.
Dengan dibimbing oleh dosen pembimbing, Refa Firgiyanto, kehadiran aquafloatponic ini menurut Ainul memiliki tujuan mulia, yakni untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan terutama sampah di perairan waduk.
“Selain itu, kami berharap masyarakat mendapatkan edukasi tentang cara mengolah waduk yang sebelumnya kurang berfungsi menjadi lebih produktif dengan melakukan budidaya menggunakan sistem aquafloatponic,” lanjutnya.
Rencananya, mereka akan menggarap projek ini hingga beberapa bulan kedepan dan diharapkan akan segera rampung serta dapat berfungsi dengan baik.
“Kami memilih lokasi di Dusun Waduk, Desa Kemuning, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso dan lama pengerjaan kami sampai perkirakan hingga Agustus 2024 mendatang,” kata Ainul.
Ainul mengaku, pengerjaan PKM ini tidaklah mudah. Mereka juga mendapatkan beberapa kendala dalam menggarap projek ini.
“Kendala yang dialami saat ini berupa fasilitas dan bahan untuk pelaksanaan di sana terbilang masih kurang. Jadi untuk pemenuhan alat dan bahan harus membeli ke Jember atau di pusat kota Bondowoso yang tergolong jauh dari lokasi mitra,” tutur Ainul.
Ainul dan kawan-kawannya berharap dengan program ini perlu adanya dukungan dan support dari semua elemen.
“Kami berharap dukungan dari semuanya seperti masyarakat untuk menyukseskan kegiatan ini dan dari lembaga perguruan tinggi untuk senantiasa mendampingi kegiatan PKM ini berupa konsultasi maupun arahan,” pungkasnya. (Polije/Nan/Cecep)