Hasil Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi, SMKN 1 Cluwak Ciptakan Alat IoT Trainers

Hasil Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi, SMKN 1 Cluwak Ciptakan Alat IoT Trainers

Pati, Ditjen Vokasi – Kolaborasi adalah suatu kunci untuk memajukan pendidikan vokasi dalam negeri. Telah banyak bukti kebermanfaatan yang dirasakan dari adanya kolaborasi industri dengan satuan pendidikan vokasi salah satunya ialah munculnya produk-produk yang bermanfaat untuk masyarakat.


SMKN 1 Cluwak, Pati, Jawa Tengah menjadi salah satu SMK yang telah sukses membuktikan kolaborasinya dengan industri Kawan Lama Group dan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI). Melalui Jurusan Elektronika Industri, SMKN 1 Cluwak berhasil mengembangkan alat pembelajaran yang diberi nama internet of things (IoT) Trainers. 



Alat ini dibuat oleh siswa Jurusan Elektronika Industri bersama guru pendamping dengan industri sebagai penyuplai bahan dasarnya. 


“Manfaat dari alat ini ada dua, pertama untuk siswa baru alat ini bisa digunakan untuk belajar nyolder, sedangkan untuk siswa kelas XI dan XII alat ini bisa dipakai untuk belajar pemrograman,” ungkap guru Jurusan Elektronika Industri, SMKN 1 Cluwak, Mohamad Zulkifli.


Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat memaksa semua pihak harus bersiap dan menyikapinya secara positif. Satuan pendidikan memiliki peranan penting untuk bisa menularkan ilmu yang up to date kepada siswa-siswi agar selepas lulus para siswa bisa diterima dan bersaing di pasar kerja.


Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi SMKN 1 Cluwak mengembangkan alat IoT Trainers. Dengan alat tersebut, para siswa yang ingin belajar terkait elektro dan pemrograman dapat dengan mudah memahaminya karena dengan alat tersebut para siswa dapat praktik secara langsung.


“Pelatihan yang didapatkan oleh guru di BMTI ini kemudian ditularkan kepada anak-anak. Produk ini adalah hasil dari belajar mereka. Di sini semua berperan, industri menyediakan bahan dasar dan kita yang merangkai,” tambah Zulkifli.


Dalam membuat satu alat IoT Trainers, para siswa membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Saat ini, alat IoT Trainers sedang memasuki uji coba tahap akhir. Setelah semuanya dinyatakan lolos kualifikasi, alat tersebut akan diproduksi massal untuk menunjang media pembelajaran di Indonesia. 


“Target kita ke depan adalah membuat produk ini bisa lolos ke pasar industri,” tegas Zulkifli.



Sementara itu, CSR Associate Kawan Lama Group, Dwi Widiatmoko, menuturkan bahwa Kawan Lama Group telah lama bermitra dengan pendidikan vokasi. Salah satu alasan utamanya ialah Kawan Lama Group ingin membantu pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.


“Kita punya alat, maka alat ini yang kita tawarkan. Selain menawarkan alat, kita juga punya tenaga ahli nah, tenaga-tenaga ahli inilah yang kemudian kita turunkan untuk menempa para siswa agar semakin matang kualifikasinya,” ujar Widiatmoko.


Sementara itu, siswa kelas XII Jurusan Elektronika Industri, SMKN 1 Cluwak, Erlangga Dimas Suryadi, menyampaikan bahwa kompetensi terkait pemrograman saat ini banyak dibutuhkan oleh industri-industri besar. Keikutsertaannya dalam pembuatan alat IoT Trainers membuat keterampilannya semakin terasah. 


“Kemampuan kita jadi semakin terasah karena ilmu yang didapatkan di kelas langsung kita aplikasikan. Bonusnya kita bisa menghasilkan alat yang bisa bermanfaat untuk banyak orang,” ujar Dimas. (Aya/Cecep)