Hadir di Forum Bisnis Internasional, Transformasi Pendidikan Vokasi Diapresiasi Industri Luar Negeri

Hadir di Forum Bisnis Internasional, Transformasi Pendidikan Vokasi Diapresiasi Industri Luar Negeri

Paris, Ditjen Vokasi - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan pengusaha yang tergabung dalam Business France. Pada pertemuan tersebut, Dirjen Kiki menyampaikan tentang bagaimana transformasi pendidikan vokasi yang dilakukan melalui kebijakan Merdeka Belajar telah memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.


Pada sesi pertemuan yang berlangsung di sela-sela pertemuan Bilateral Maritime Dialogue di Paris pada 13—15 Maret 2024 tersebut, Dirjen Kiki bertemu dan berdialog langsung dengan lebih dari 20 pimpinan perusahaan terkemuka yang tergabung di Business France. Dirjen Kiki juga menjadi satu-satunya pembicara yang berasal dari kementerian dan lembaga negara Indonesia dalam forum bisnis internasional tersebut.


Sebagai informasi, Business France merupakan konsorsium perusahaan-perusahaan Prancis. Konsorsium ini terdiri atas puluhan perusahaan-perusahaan terkemuka di Prancis yang bergerak di berbagai bidang usaha. Sejumlah nama besar perusahaan yang masuk dalam konsorsium tersebut, antara lain Airbus, Arkeocean, Haropa Port, dan sebagainya.




Di hadapan para pimpinan perusahaan tersebut, Dirjen Kiki menyampaikan berbagai terobosan kebijakan Merdeka Belajar yang telah dilakukan Kemendikburistek, seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Matching Fund, dan Magang Luar Negeri, telah memberikan dampak besar bagi transformasi pendidikan yang dilakukan, termasuk transformasi pendidikan vokasi. Seluruh kebijakan tersebut juga melibatkan peran serta industri-industri di dalamnya.


“Dan cukup mengejutkan dan membuat  bangga adalah ternyata respon perusahaan-perusahaan di Business France sangat positif. Mereka sangat tertarik dengan berbagai program yang kita lakukan selama ini, seperti MSIB, Matching Fund, dan Magang Luar Negeri,” ujar Dirjen Kiki. 


Beberapa perusahaan, lanjut Dirjen Kiki, bahkan langsung menyatakan keinginannya untuk bekerja sama. Mereka ingin terlibat dalam sejumlah program dan turut memajukan pendidikan di Indonesia. Perusahaan tersebut antara lain adalah Airbus dan Naval Group. 


Airbus sendiri merupakan pionir dalam industri kedirgantaraan yang memiliki unit bisnis utama di bidang perancangan dan pembuatan pesawat penumpang sipil dan unit helicopters, pertahanan, dan antariksa. Sementara itu, Naval Group adalah grup perusahaan asal Prancis yang bergerak di industri pertahanan yang memiliki spesialisasi dalam pendesainan, pengembangan, dan pembangunan pertahanan angkatan laut. 


Atas sambutan dari para pengusaha tersebut, Dirjen Kiki pun berharap, kerja sama dapat segera direalisasikan dalam program-program nyata. 

Pada kesempatan tersebut Dirjen Kiki juga menyampaikan bahwa transformasi pendidikan vokasi yang dilakukan selama ini tidak bisa dilepaskan dari kerja sama yang masif dengan industri. Kerja sama tersebut terbukti telah berhasil mewujudkan pendidikan vokasi yang lebih relevan di Indonesia.


Oleh karena itulah, Dirjen Kiki menyambut baik keinginan kedua perusahaan tersebut untuk bergabung dan bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk semakin meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan vokasi di Indonesia.




“Selama ini kita terus berupaya untuk hadir di berbagai forum bisnis dan dialog industri agar mencapai link and match dan relevansi pendidikan vokasi dengan DUDI yang kita cita-citakan bersama,” tambah Dirjen Kiki. 


Dirjen kiki berharap, tawaran kerja sama dari kedua perusahaan di atas dapat segera bisa direalisasikan. 


“Kita dengan senang hati menyambut kerja sama yang sekiranya bisa kita buat,” kata Dirjen Kiki. (Nan/Cecep)