Guru SMK Ciptakan Mesin Penetas Telur Otomatis

Kota Metro, Ditjen Diksi – Inovasi guru SMK Negeri 2 Kota Metro, Lampung, setidaknya menjadi inspirasi bagi guru lainnya. Betapa tidak! Keduanya berhasil menjadi juara 3 kategori umum dalam Lomba Teknologi dan Inovasi Terapan yang digelar Pemerintah Kota Metro baru-baru ini.

 

Adalah Ahmad Wahyudi dan Cahyo Padmasana Prakoso yang berlatar pendidikan teknologi melakuan ujicoba mengawinkan unggas jantan dengan betina sehingga didapat telur yang dibuahi.

 

Seperti layaknya, telur yang sudah dibuahi tersebut akan menetas setelah melalui proses pengeraman secara alami. Cara alami ini memakan waktu yang cukup lama.

 

Karenanya, Ahmad Wahyudi dan Cahyo Prakoso mencoba inovasi teknologi tepat guna dengan mencoba melakukan proses pengeraman buatan.

 

Dua guru ini akhirnya membuat mesin penetas telur otomatis. Ternyata, telur fertil (hasil pembuahan unggas jantan dan betina) itu berhasil ditetaskan dalam waktu lebih singkat.

 

Awalnya, Ahmad Wahyudi dan Cahyo Prakoso membuat mesin penetas telur yang sangat sederhana. Akan tetapi, hasilnya belum maksimal sehingga mencoba lagi dengan teknologi dengan tambahan alat kontrol suhu dan kelembaban.

 

Sumber panas yang digunakan pada penetas telur umumnya menggunakan bola lampu (lampu pijar). Namun, dua guru berprestasi ini untuk menjaga suhu pada ruang penetasan dilakukan kontrol on/off pada lampu agar suhu yang dikehendaki tercapai dan konstan.

 

"Dengan menggunakan teknologi IoT (Internet of Things) yang merupakan inti dari revolusi industri 4.0 ini, kami menginovasi mesin penetas telur yang dapat bekerja secara otomatis dan juga dapat dilakukan monitoring suhu dan kelembaban dengan menggunakan smartphone (Android),” kata Ahmad Wahyudi, di sela-sela lomba inovasi teknologi tepat guru.

 

Pengontrol suhu menggunakan thermostat STC-1000 yang merupakan thermostat digital yang sangat mudah penggunaannya dan juga memiliki kinerja yang bagus.

 

Pengaturan suhu dengan STC-1000 dapat lebih tepat karena thermostat ini memiliki nilai penambahan ataupun pengurangan setting suhu sebesar 0,1oC.

 

Ini sangat baik karena dapat mencegah terjadinya panas yang berlebih ataupun dingin yang berlebih. Selain itu juga, nilai diferensial yang dimiliki oleh thermostat STC-1000 dapat diatur dengan ketepatan hingga 0,1oC.

 

Hal ini sangat penting karena mesin penetas telur membutuhkan suhu yang stabil. Informasi yang didapat dari berbagai sumber, suhu optimal untuk penetasan telur adalah 38oC.

 

Oleh karena itu, thermostat di-setting pada suhu 38,6oC dengan diferensial 0,4oC. Artinya, elemen pemanas akan bekerja hingga suhu 38,2oC tercapai dan akan bekerja kembali pada suhu 37,6oC. 

 

Di sisi lain, pada mesin penetas telur otomatis ini juga dilengkapi rak telur terdiri atas dua bagian, yaitu bagian diam dan bagian bergerak.

 

Antara kedua bagian tersebut dihubungkan menggunakan rel agar rak bergerak dapat dengan mudah digerakkan tanpa beban yang berat.

 

Pemutaran telur dilakukan secara otomatis dengan metode geser, yaitu telur yang berada pada rak bergerak digeser sehingga telur dapat berputar. Untuk menggerakkan rak, digunakan motor listrik dengan kecepatan 5 rpm sehingga pergeseran yang terjadi akan sangat halus. (Diksi/AW/Mya/AP/NA)