GO SOYA, Inovasi Mahasiswa Polinema dari Kulit Ari Kedelai

GO SOYA, Inovasi Mahasiswa Polinema dari Kulit Ari Kedelai

Malang, Ditjen Diksi - Siapa kira, kulit ari kedelai yang kerap kali dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi baik bagi tubuh. Kulit ari yang diolah menjadi tepung tersebut diberi label GO SOYA.

 

Ialah Salamatul Hifdiyah, yang kerap disapa Salma, mahasiswa D-4 Jaringan Telekomunikasi Digital, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang (Polinema), Jawa Timur, yang mencetuskan GO SOYA.

 

GO SOYA memiliki makna “Go” yang berarti maju, bergerak, ke depan dan “Soya” yang artinya kedelai. Nama itu diharapkan Salma agar dapat menghasilkan program solutif dari limbah kacang kedelai tersebut.

 

“Jadi, harapannya dengan nama GO SOYA ini bisa menghasilkan program solutif dalam mengolah limbah kulit ari kedelai dengan satuan program terdepan,” tutur Salma.

 

Dalam perjalanannya, Salma mengaku tidak mudah dalam mencari bahan dasar kulit ari kedelai. Ia bahkan pernah berkeliling di satu RW dengan belasan RT untuk mencari kulit ari kedelai di kandang sapi, hingga akhirnya berhasil menemukan sosok yang dapat diajak kerja sama dalam proses pengumpulan kulit ari kedelai.

 

“Pernah keliling 1 RW dan belasan RT untuk mencari kulit ari kedelai sampai menemukan Bu Trinil, Ketua PKK Kampung Industri Tempe Sanan, yang juga dinobatkan sebagai perempuan inspiratif Kota Malang,” jelas Salma.

 

Berangkat dari situ, GO SOYA mulai dapat diproduksi secara masal. Kulit ari kedelai tersebut diolah menjadi tepung yang kemudian bisa dijadikan bahan dasar pembuatan makanan, seperti macaroon, kue kering, maupun puding. Produk tepung serta makanan tersebut dijual di berbagai platform e-commerce dan cukup diminati masyarakat.

 

Inovasi yang ditemukan oleh mahasiswa Polinema tersebut menjadi salah satu problem solver dalam mengatasi masalah limbah di Kampung Industri Tempe Sanan. Limbah kulit ari kedelai mampu diubahnya menjadi bahan yang bermanfaat dan memiliki kandungan nutrisi baik.

 

“Kalau dari kandungan nutrisi, kulit ari kedelai itu sendiri mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh. Jadi, sayang sekali kalau hanya dijadikan limbah lalu dibuang begitu saja,” ujar Salma.

 

Hadirnya GO SOYA juga mengimbas pada pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung Tempe Sanan. Kini, GO SOYA mampu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga setempat untuk dilibatkan dalam proses produksi sehingga menambah penghasilan keluarga.  (Diksi/Tan/AP/NA)