Gemar Minum Kopi? Ini Dia 3 Tingkatan Roasting Biji Kopi Menurut SMK PPN Tanjungsari

Gemar Minum Kopi? Ini Dia 3 Tingkatan Roasting Biji Kopi Menurut SMK PPN Tanjungsari

Sumedang, Ditjen Vokasi – Olahan kopi saat ini sedang banyak digemari oleh masyarakat. Rasanya yang khas dan manfaatnya yang bisa membangkitkan semangat penikmatnya menjadi salah satu alasan mengapa olahan kopi banyak dikonsumsi oleh masyarakat. 


Dunia kopi tidak hanya dipenuhi oleh keanekaragaman biji kopi dan metode penyeduhan, tetapi juga oleh berbagai teknik pemanggangan atau yang biasa dikenal roasting yang mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Dalam proses roasting, biji kopi mengalami perubahan kimia dan fisika yang signifikan, yang menciptakan berbagai karakteristik rasa. 


Terdapat tiga tingkatan utama roasting kopi untuk menghasilkan rasa biji kopi yang diinginkan. Berikut tiga penjelasan mengenai tiga tingkatan roasting kopi menurut Yusi Aita, guru Konsentrasi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan SMK PPN Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat.


  1. Light Roast

Light roast atau pemanggangan ringan adalah tingkatan roasting yang paling sedikit mengubah sifat asli biji kopi. Proses pemanggangan dihentikan sebelum atau saat awal perkembangan retakan pertama atau first crack, biasanya pada suhu sekitar 180—205°C. Biji kopi yang di-roasting dengan tingkatan ini memiliki warna coklat muda dan rasa asli yang menonjol. Kandungan kafeinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pemanggangan yang lebih gelap karena kurangnya waktu pemanggangan. Light roast sering digunakan oleh penikmat kopi specialty yang ingin merasakan karakter asli dari biji kopi yang berasal dari berbagai daerah.


  1. Medium Roast

Medium roast atau pemanggangan sedang adalah tingkatan pemanggangan yang sering kali dianggap sebagai titik tengah yang ideal antara rasa asli biji kopi dan pengembangan karakter rasa dari proses roasting. Biji kopi dipanggang hingga melewati retakan pertama tetapi sebelum mencapai retakan kedua, biasanya pada suhu sekitar 210—220°C. Biji kopi yang dihasilkan dengan teknik pemanggangan ini berwarna coklat sedang dengan rasa yang seimbang antara keasaman, rasa manis, dan sedikit pahit. Medium roast sangat populer di Amerika Serikat dan sering digunakan untuk kopi sehari-hari karena keseimbangan rasanya yang enak dan mudah dinikmati.


  1. Dark Roast

Terakhir, terdapat teknik dark roast yang merupakan tingkatan pemanggangan di mana biji kopi mengalami perubahan signifikan dalam rasa dan aroma. Proses pemanggangan berlangsung hingga retakan kedua atau lebih pada suhu sekitar 225—240°C. Biji kopi yang dihasilkan berwarna coklat gelap hingga hitam. Rasa biji kopinya pun menonjolkan rasa panggang yang kuat dengan rasa pahit yang lebih tinggi dan nuansa cokelat hitam. 


Kandungan kafein biji kopi hasil dark roast lebih rendah dibandingkan light dan medium roast karena proses pemanggangan yang lebih lama. Dark roast sering digunakan untuk kopi espresso dan beberapa jenis kopi khusus lainnya. Rasa yang pekat dan pahit membuatnya cocok untuk minuman kopi dengan susu, seperti latte dan cappuccino.


Itu dia tiga tingkatan roasting kopi yang berkembang di industri kopi. Memahami tiga tingkatan roasting kopi akan memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana proses pemanggangan mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Dengan mencoba berbagai tingkat pemanggangan, para penikmat kopi dapat menemukan profil rasa yang paling sesuai dengan selera mereka.


Untuk yang ingin tahu lebih dalam tentang ilmu roasting kopi, kamu bisa dapatkan ilmu ini dalam sesi workshop di acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI/BBWI) X Vokasifest 2024 pada tanggal 20—21 Juli di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Ajak keluarga, teman, dan pasanganmu untuk belajar ilmu baru yang akan diberikan oleh teman-teman vokasi. (Aya/Cecep)