Gandeng Praktisi, BPPMPV KPTK Latih Guru Kejuruan Konservasi Terumbu Karang
Gowa, Ditjen Vokasi - Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) terus berkomitmen mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan membekali kompetensi menyelam bagi guru-guru SMK bidang kemaritiman melalui Pelatihan Widyaselam.
Pelatihan yang dilakukan dari tanggal 12 hingga 20 Mei 2024 tersebut merupakan bagian dari Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi para pendidik vokasi dalam bidang kemaritiman dan konservasi lingkungan laut.
Program ini merupakan Pelatihan Widyaselam pertama yang diselenggarakan oleh BPPMPV KPTK untuk guru SMK di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, BPPMPV KPTK bekerja sama dengan OK Dive Community sebagai mitra industri. Tidak hanya memberikan pelatihan, pelatihan ini memberikan lisensi selam Open Water SCUBA Diver dari Association of Diving School (ADS) Indonesia.
Pelatihan Widyaselam menghadirkan Mohammad Rais dari OK Dive Kendari bersama instruktur lainnya, yaitu Mudatsir Zainuddin dari Global Geoscience Indonesia (GGI) SCUBA, Fathuddin dari Institut Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa, dan Irwan dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone. Pelibatan para praktisi bidang selam ini ditujukan untuk memastikan para peserta mendapatkan materi dasar selam yang komprehensif dan berkualitas.
Pelatihan ini sendiri dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama, yang berlangsung selama empat hari di Hotel Dalton, Makassar yang melibatkan latihan keterampilan dasar selam di kolam.
Usai melakukan sesi keterampilan dasar, para peserta kemudian memasuki sesi kedua yang dilaksanakan selama lima hari di Pulau Barrang Lompo, Makassar. Di sini para peserta menerapkan keterampilan yang dipelajari di kolam dalam kondisi perairan terbuka atau open water.
Sejumlah materi diberikan kepada para peserta, mulai dari teori dasar selam seperti fisiologi dan fisika selam hingga peralatan selam scuba, seperti regulator, buoyancy control device (BCD), wetsuit, fins, and mask/snorkel. Para peserta juga dibekali dengan keamanan darurat saat berada di bawah air.
Para peserta juga diajak untuk mengimplementasikan semua teori dan keterampilan kolam dalam kondisi perairan terbuka yang lebih menantang. Selain itu, mereka juga melakukan serangkaian penyelaman di perairan terbuka, mulai dari kedalaman yang dangkal hingga lebih dalam, untuk membangun kepercayaan diri dan keterampilan, termasuk mempelajari teknik selam yang lebih lanjut seperti pengendalian buoyancy yang lebih baik.
Restorasi Terumbu Karang
Sebagai materi tambahan, pelatihan ini juga memberikan materi tentang restorasi terumbu karang dari Komunitas Konservasi Sangkarrang Ocean Dive di Pulau Barrang Lompo. Peserta belajar tentang teknik Restorasi Terumbu Karang seperti metode Vertical Artificial Reef (VAR) dan transplantasi karang menggunakan metode Web Spider, monitoring dan observasi pada media tanam karang, hingga konservasi laut agar dapat membantu memulihkan ekosistem yang rusak.
Di akhir sesi, para peserta juga diberi kesempatan melakukan penyelaman di Coral Garden di sekitar Pulau Barrang Lompo. Para peserta turut serta dalam monitoring dan observasi Vertical Artificial Reef (VAR) dan transplantasi karang metode Web Spider.
Widyaiswara BPPMPV KPTK, selaku PIC Pelatihan Widyaselam, Singgih A. Putra, mengatakan pentingnya keterampilan selam bagi guru SMK kemaritiman.
“Dengan keterampilan ini, guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih aplikatif kepada siswa dan dapat terlibat langsung dalam konservasi ekosistem pesisir dan laut,” kata Singgih.
Menurutnya, selam juga membuka peluang karier di bidang kelautan dan pariwisata bahari, serta bermanfaat dalam industri kepelabuhan dan perkapalan. Misalnya, untuk inspeksi bawah air, perawatan kapal, dan penanganan situasi darurat.
Melalui pelatihan ini, guru-guru SMK tidak hanya memperoleh sertifikasi selam, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman praktis dalam upaya pelestarian lingkungan laut. Dengan pemahaman dan keterampilan yang diperoleh, para guru diharapkan dapat menularkan ilmu dan pengalaman yang didapat kepada siswa-siswa mereka.
“Ini akan mempersiapkan siswa untuk lebih siap memasuki dunia kerja di bidang maritim dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan laut yang berkelanjutan,” tambah Singgih.
Dengan program-program seperti ini, diharapkan akan lahir generasi baru tenaga kerja yang tidak hanya terampil secara teknis tetapi juga memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya konservasi lingkungan. (BPPMPV KPTK/Nan/Cecep)