Gandeng GRAIN, PENS Siap Produksi Mobil Listrik

Gandeng GRAIN, PENS Siap Produksi Mobil Listrik

Surabaya, Ditjen Vokasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menyatakan kesiapan dan dukungannya untuk mewujudkan kemandirian industri transportasi listrik di Indonesia. Berkolaborasi dengan PT Great Asia Link (GRAIN), PENS bahkan siap memproduksi  mobil listrik untuk logistik yang low cost dan ramah lingkungan melalui pengembangan teaching factory (Tefa) GRAIN. 


Hal tersebut mengemuka saat pelaksanaan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PENS dengan GRAIN di Gedung Pascasarjana Terapan PENS, Selasa (28-03-2023). Dalam nota kesepahaman tersebut, kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan pengembangan terkait dengan penelitian motor listrik (electrical vehicle) dan kolaborasi pengembangan mobil listrik untuk logistik. Kerja sama dan kolaborasi ini akan dilaksanakan setidaknya dalam 5 tahun ke depan.


Ketua Tim Pengembangan Mobil Listrik PENS, Era Purwanto, mengatakan saat ini sudah ada permintaan pasar sekitar 3.000 unit mobil listrik untuk logistik di Indonesia. Untuk itulah, diperlukan kerja sama dan persiapan-persiapan yang matang. 


“Dari PENS sudah siap dan ke depan kami juga telah merencanakan untuk plotting mahasiswa di teaching factory GRAIN selama 6 bulan hingga 1 tahun untuk melakukan riset dan pengembangan di lokasi. Jadi sudah embedded semuanya,” kata Era. 


Lebih lanjut, Era menjelaskan bahwa pengembangkan mobil listrik untuk logistik merupakan mobil listrik dengan empat roda. Mobil tersebut akan digunakan di daerah-daerah ‘susah bensin’ yang relatif sulit dijangkau. 


“Mobil ini nantinya akan dikembangkan secara masif, salah satunya menggunakan daya listrik dari solar cell,” kata Era. 


Hal tersebut, lanjut Era, telah sejalan dengan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.


Pengembangan mobil listrik untuk logistik tersebut juga diharapkan dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah. Mobil listrik untuk logistik low cost yang ramah lingkungan dengan menggunakan konten lokal akan menjadi salah satu solusi untuk mendorong perkembangan ekonomi daerah tersebut. 


Direktur Utama GRAIN, Ferry A. Sangeroki, mengatakan bahwa GRAIN saat ini telah melakukan produksi mobil listrik. Namun, natinya akan ada upaya peningkatan kapasitas, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk produk mobil listrik. Untuk itulah, pihaknya kemudian mencoba bekerja sama dengan PENS. 


Menurut Ferry, pemilih PENS sebagai mitra kerja sama karena dia  yakin akan kemampuan dan skills dari sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh PENS. Sebagai industri, GRAIN lanjut Ferry membutuhkan SDM-SDM berkualitas yang bisa langsung terjun ke industri. Hal tersebut, lanjut Ferry, bisa dipenuhi oleh politeknik yang memang lebih dominan kepada praktik dibandingkan dengan teori. 


“Kemampuan mahasiswa PENS sudah tidak diragukan. Masa adaptasinya Nol. Jadi, begitu gabung di industri mereka bisa tune in dengan tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan. Beberapa alumni yang bergabung di perusahaan kami sangat terampil dan cakap,” kata Ferry.


Masih menurut Ferry, kerja sama dalam pengembangan mobil listrik untuk logistik ini bukan hal baru bagi GRAIN. Sebelumnya, pihaknya juga sudah beberapa kali bermitra dengan PENS.


“Dan saat ini kami ingin melakukan peningkatan kerja sama. Jika sebelumnya kami hanya mengirimkan mobilnya ke PENS untuk dipelajari sistemnya dan dikembangkan, setelah ini kami akan membuat teaching factory,” kata Ferry. 


Keberadaan teaching factory tersebut diharapkan akan membuat proses pembuatan mobil menjadi lebih terintegrasi dengan mendekatkan Research & Development (R&D)-nya dalam satu area dengan pabriknya atau tidak lagi terpisah seperti sebelumnya. Dengan demikian secara, hasil penelitian dan pengembangan R&D secara otomatis dapat langsung diterapkan ke dalam sistem yang dibuat oleh manufaktur mobil di pabrik.  


“Mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam pengembangan ini dapat langsung melihat aplikasi dari riset yang telah dilakukan. Jadi, bukan hanya hasil belajar berupa nilai akademik yang bagus, tetapi lebih ke pengalaman dan keilmuan yang telah diterapkan di industri, yang membawa manfaat untuk pengembangan kemampuan dan skills atau lebih ke kualitas dalam bekerja dan berkarya lebih lanjut,” terang Ferry. 


Sementara itu, Direktur PENS, Aliridho Barakbah, menyambut baik kerja sama yang dilakukan antara PENS dan GRAIN. Ia mengatakan bahwa PENS selama ini telah mengembangkan berbagai kegiatan yang mendukung teknologi kekinian, termasuk pengembangan teknologi elektrifikasi transportasi. 


“Jadi, berbagai pengembangan telah dilakukan baik itu melalui Pusat dan Grup Riset yang ada di PENS maupun melalui Tugas Akhir mahasiswa kami. Intinya, untuk SDM dan riset pengembangan mobil listrik logistik kami siap,” kata Aliridho. (PENS/Nan/Cecep Somantri)