Dry Bath, Mandi Tanpa Air Inovasi Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB
Bogor, Ditjen Vokasi - Mandi menjadi aktivitas rutin dalam keseharian kita untuk membersihkan badan. Kegiatan mandi biasanya menggunakan air bersih serta sabun yang berfungsi membersihkan kotoran dari badan. Akan tetapi, bagaimana jika air bersih sulit dijangkau, misalnya saat sedang melakukan pendakian gunung, dalam perjalanan, atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mandi seperti saat sedang sakit?
Berangkat dari kondisi itulah, tim mahasiswa dari Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan inovasi Dry Bath. Tim ini terdiri atas Fadila Maulia Suherman, Allisya Zahra Saadiya, Khairunnisa Dwi Rahmadiani (Teknik dan Manajemen Lingkungan), dan Muhammad Zacky Prayudha (Komunikasi Digital dan Media). Inovasi Dry Bath sendiri dikembangkan dalam rangka mengikuti kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022. Dry Bath menjadi inovasi produk sabun yang dapat digunakan dengan mudah dan praktis, yakni hanya dengan cara disemprotkan ke permukaan tubuh tanpa perlu dibilas.
Sebagai alternatif mandi, Dry Bath dapat digunakan dalam keadaan mendesak seperti saat bepergian, sakit, ataupun saat kondisi tergesa-gesa. Dry Bath juga dapat digunakan dalam kondisi keterbatasan air, misalnya saat kondisi bencana yang menyebabkan air menjadi sulit dijangkau.
Ketua Tim Dry Bath, Fadila Maulia Suherman, mengatakan bahwa ide Dry Bath sendiri sebenarnya juga berasal atau muncul dari permasalahan yang ditemukan di masyarakat sehari-hari. Fadil dan timnya melihat penggunaan sabun dengan kandungan detergen yang marak digunakan masyarakat saat ini. Penggunaan sabun dengan kandungan detergen dan bahan kimia tersebut dapat menjadi sumber pencemaran air yang bisa berdampak pada kehidupan seluruh makhluk di bumi ini.
“Penggunaan detergen itu bisa menimbulkan limbah cair yang masuk ke badan air. Oleh karena itulah, kami mencoba untuk menciptakan produk Dry Bath, di mana kami ingin meminimalisasi timbulan limbah cair dari penggunaan produk sabun detergen yang berasal dari penggunaan sabun saat mandi,” kata Fadila.
Masih menurut Fadila, Dry Bath merupakan produk sabun tanpa bilas pertama berbentuk cair di Indonesia. Dry Bath, lanjut Fadilah, juga dibuat dengan bahan-bahan yang aman untuk kulit. Dry Bath dibuat dengan menggunakan fatty alkohol, yakni jenis alkohol dalam bentuk wax yang sifatnya menjaga tekstur suatu produk dan memberikan efek foamy. Alkohol jenis ini biasanya digunakan untuk produk-produk kecantikan dan aman untuk kulit sensitif.
“Selain itu untuk kemasan dari Dry Bath sendiri kami rancang dengan lock system sehingga para pelanggan yang menggunakan produk Dry Bath ini tidak perlu ragu untuk membawa Dry Bath ke mana pun karena kemasannya akan aman dan tidak akan tumpah,” kata Fadila.
Cara penggunaan Dry Bath cukup mudah, di mana pengguna hanya cukup membuka safety lock system pada leher botol, selanjutnya kocok Dry Bath. Terakhir, Dry Bath hanya tinggal disemprotkan ke seluruh tubuh kecuali area yang sensitif seperti area mata.
Oya, meskipun menggunakan alkohol, tetapi Dry Bath tidak akan membuat kulit menjadi kering atau kemerahan. Selain menggunakan alkohol jenis fatty, kandungan dalam Dry Bath ini juga mengandung gliserol yang berfungsi untuk melembabkan kulit.
Sementara itu, Dosen Program Studi Manajemen Industri, Sekolah Vokasi IPB sekaligus pembimbing Dry Bath, Derry Dardanella, mengatakan bahwa Dry Bath tidak digunakan untuk menggantikan mandi. Akan tetapi, Dry Bath ini ditujukan untuk para traveler atau pecinta alam yang kesulitan dalam mengakses air bersih.
Selain itu, Dry Bath juga digunakan untuk pasien-pasien yang memang tidak disarankan untuk mandi dan masyarakat yang terkena bencana sehingga kesulitan mengakses air bersih.
“Jadi, mereka ini bisa menggunakan Dry Bath sebagai alat untuk bisa menjaga kesehatan kulit mereka,” kata Derry.
Produk Dry Bath sendiri dapat dipesan dan diperoleh di berbagai platform media sosial dan e-commerce. Fadila dan timnya mencoba untuk memfokuskan Dry Bath pada beberapa segmen pasar, seperti pecinta alam, pasien yang sedang sakit, dan mahasiswa. Tim Dry Bath juga sudah bekerja sama dengan beberapa organisasi pencinta alam untuk memasarkan Dry Bath. (Nan/Cecep Somantri)