Dosen Polinela Olah Daun Kirinyuh Jadi  Bioherbisida untuk Pertanian Berkelanjutan

Dosen Polinela Olah Daun Kirinyuh Jadi Bioherbisida untuk Pertanian Berkelanjutan

Lampung, Ditjen Vokasi - Dosen Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengembangkan inovasi bioherbisida berbasis ekstrak daun kirinyuh. Pengembangan ini menjadi upaya Polinela dalam mendukung upaya keamanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap herbisida kimia.


Pengembangan bioherbisida berbasis ekstrak daun kirinyuh diharapkan dapat menjadi alternatif penggunaan herbisida kimia yang dapat menyebabkan berbagai masalah bagi lingkungan, seperti penurunan kualitas tanah, resistensi gulma, serta risiko kesehatan bagi petani dan konsumen. Selain meningkatkan keamanan pangan, penggunaan bioherbisida ini juga diharapkan dapat menjaga keberlanjutan lingkungan.


Dosen sekaligus peneliti bioherbisida berbasis ekstrak daun kirinyuh, Rizky Rahmadi, mengatakan bahwa penelitiannya  ini merupakan bagian dari komitmen Politeknik Negeri Lampung untuk terus berinovasi dalam bidang pertanian berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini juga dalam rangka memberikan pengalaman penelitian praktis bagi para mahasiswa.



"Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat langsung dalam penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas," terang Rizky.


Sebagai informasi, selain Rizky, pengembangan bioherbisida ini sendiri dilakukan bersama sejumlah dosen lain, yakni Fajar Rochman, dan Subarjo. Riset ini juga melibatkan mahasiswa Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Muhabbatin Aiyah dan Ria Sari Simanjuntak. 


“Untuk penelitiannya sendiri dilakukan di Polinela Organic Farm,” kata Rizky.


Rizky menambahkan bahwa bioherbisida berbasis ekstrak tumbuhan kirinyuh ini memiliki potensi besar untuk menekan pertumbuhan gulma tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.


Rizky juga optimis penelitian ini akan memberikan dampak positif yang nyata, tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi lingkungan secara keseluruhan.


Subarjo, anggota tim penelitian, menekankan pentingnya pengembangan ini. Menurutnya, penggunaan bioherbisida dapat mengurangi dampak buruk herbisida kimia dan mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.


Salah satu mahasiswa yang terlibat, Muhabbatin Aiyah, mengungkapkan bahwa keterlibatan dalam penelitian ini merupakan pengalaman berharga. 


"Melalui penelitian ini, kami belajar bagaimana mengaplikasikan ilmu yang kami pelajari untuk menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan," katanya.


Dalam waktu dekat, tim peneliti berencana melakukan uji coba lapangan yang lebih luas dan mengkaji lebih lanjut efektivitas bioherbisida ini pada berbagai jenis tanaman dan kondisi lahan yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengembangan produk bioherbisida komersial yang dapat diakses oleh petani secara luas. (Polinela/Nan/Cecep)


Sumber foto : ilustrasi freepik