Dosen PNL Kembangkan Alat Produksi Sabut Kelapa

Dosen PNL Kembangkan Alat Produksi Sabut Kelapa


 

Lhokseumawe, Ditjen Vokasi – Sejumlah dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristekdan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berhasil mengembangkan alat teknologi bernama Rotary Screening Machine. Alat ini berguna untuk meningkatkan produksi cocofiber dan cocopeat lokal Aceh. Alat yang berfungsi untuk efisiensi pemisahan produk cocofiber dan cocopeat ini dikembangkan oleh Satriananda (dosen Jurusan Teknik Kimia), Muhammad Nasir, Ibrahim, dan seorang mahasiswa, Muhammad Haikal.

 

Cocofiber dan cocopeat adalah produk turunan sabut kelapa yang memiliki segudang manfaat. Cocofiber dapat diolah menjadi produk peralatan rumah tangga, pot bunga, bahan baku industri karpet, jok, dan dashboard mobil,” kata Satriananda.

 

Cocopeat, tambah Satriananda, dapat digunakan sebagai media tanam yang mampu menyuburkan tumbuhan. Selain itu, cocopeat dapat menggantikan pemakaian pupuk yang lebih mahal, ramah lingkungan, dan renewable. “Program riset keilmuan terapan ini berkolaborasi dengan mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) lokal yang relevan dengan riset yang dilakukan tim, yaitu PT Fugha Pratama MandiriPT Fugha Pratama Mandiri adalah perusahaan kecil yang sedang merintis usaha mengelola sabut kelapa di daerah Lhokseumawe dan Aceh Utara,” ujarnya.

 

Menurut Satriananda, usaha mitra selama ini belum sepenuhnya dilengkapi oleh fasilitas produksi yang memadai. Pasalnya, proses penyaringan untuk memisahkan cocofiber dan cocopeat masih dilakukan secara manual menggunakan pengayak pasir sehingga memperlambat proses produksi dan membutuhkan tenaga manusia yang lebih banyak.

 

Kami ingin mencoba membantu memecahkan permasalahan mitra DUDI dengan membuat alat Rotary Screening Machine yang dapat digunakan untuk pemisahan cocofiber dan cocopeat secara efekif, hemat waktu, dan tenaga. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas usaha mitra DUDI,” lanjut Satriananda.

 

Satriananda menambahkan bahwa tumbuhan kelapa yang tersebar secara luas di wilayah Indonesia memiliki banyak manfaat pada hampir semua bagian, mulai dari akar hingga buahnya. “Namun, selama ini saya pikir sangat disayangkan jika sabut kelapa hanya menjadi limbah yang terbuang begitu saja atau sekadar dibakar untuk dijadikan anti nyamuk di kebun,” tuturnya.

 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) PNL, Edi Majuar, mengatakan bahwa pihak lembaga sangat mendukung program riset keilmuan terapan ini karena merupakan wadah implementasi riset dan karya dosen yang secara nyata. Program ini dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat maupun mitra DUDI. “Saya pikir ini akan sangat membantu para petani kelapa di Aceh yang selama ini belum mampu memaksimalkan pemanfaatan potensi sabut kelapa yang memiliki nilai jual yang dapat diekspor jika kita tahu caranya,” ujarnya.

 

Sementara itu, Nurhanifa Aidy selaku Direktur PT Fugha Pratama Mandiri yang merupakan mitra DUDI menyebutkan bahwa pihaknya bersedia dan antusias untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam program riset keilmuan terapan tersebut. “Kami sebagai startup yang juga merupakan alumni dari kampus PNL sangat berterima kasih kepada pihak kampus dan dosen-dosen tim periset, khususnya yang telah bersedia bekerja sama untuk membantu mengembangkan usaha kami yang selama ini masih belum optimal,” ungkapnya.

 

Menurut Nurhanifa, dengan adanya alat Rotary Screening Machine ini jumlah produksi meningkat drastis serta biaya operasional dapat berkurang. “Kami juga bisa menghasilkan produk inovasi lainnya dan pemasaran pun lebih berkembang luas,” lanjutnya.


Selain menerapkan alat teknologi yang membantu kegiatan produksi, tim periset yang diketuai oleh Satriananda juga melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi langsung kepada tim produksi mitra DUDI, masyarakat sekitar lokasi mitra, dan mahasiswa PNL tentang penggunaan alat sebagai upaya edukasi hasil riset. Sebagai feedback, mitra DUDI juga bersedia jika lokasi mereka dan alat hasil riset tersebut dijadikan sarana pembelajaran untuk mahasiswa-mahasiswa PNL dalam kegiatan-kegiatan magang ataupun praktikum. (Diksi/PNL/AP)