Ditjen Pendidikan Vokasi Gelar Pendampingan Tracer Study Wilayah Jawa Barat
Cirebon, Ditjen Vokasi – Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaksanakan kegiatan Pendampingan Penelusuran Lulusan (Tracer Study) Satuan Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2024 untuk wilayah Jawa Barat pada Kamis (8-8-2024) di Cirebon. Kegiatan ini penting mengingat penelusuran lulusan (tracer study) menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan, khususnya untuk meningkatkan lulusan siap bekerja.
Kegiatan pendampingan penelusuran ini juga dihadiri oleh kepala cabang dinas (KCD), pengawas, dan perwakilan sekolah-sekolah yang tingkat partisipasinya dalam penelusuran lulusan 2023 masih rendah, yaitu di bawah 20%.
Ketua Tim Penyelarasan Pendidikan Vokasi, Sulistio Mukti Cahyono, menambahkan bahwa penelusuran lulusan adalah kegiatan wajib untuk seluruh satuan pendidikan vokasi, termasuk SMK, pendidikan tinggi vokasi, sekolah vokasi di perguruan tinggi, serta lembaga nonformal seperti lembaga kursus dan pelatihan.
“Proses penelusuran lulusan ini akan menghasilkan data-data penting untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitas yang dilakukan oleh pendidikan kejuruan, terutama dalam mempersiapkan lulusan yang siap bekerja,” jelas Sulis dalam sambutannya.
Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah
Penelusuran lulusan tidak akan sempurna tanpa adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah. Untuk mencapai hasil penelusuran yang tepat di wilayah Jawa Barat, Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Barat pun turut mengambil peran.
Dalam sambutannya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, Ambar Triwidodo, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mencapai tujuan besar dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. Ia menekankan pentingnya pendidikan vokasi yang sejalan dengan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, serta dukungan terhadap prioritas pembangunan daerah dan nasional hingga tahun 2045.
“Penelusuran lulusan adalah bagian penting dari kami di Jawa Barat karena kami membutuhkan data untuk mengetahui sejauh mana kepuasan dunia industri, serta kondisi lulusan SMK, apakah mereka bekerja di industri, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujar Ambar.
Ambar menambahkan bahwa data ini akan menjadi pedoman dalam menetapkan kebijakan ke depan, khususnya dalam memastikan keselarasan kompetensi lulusan SMK dengan perkembangan dunia industri.
Motivasi SMK dengan Berbagi Praktik Baik
Agenda kegiatan meliputi paparan kebijakan dan strategi pelaksanaan penelusuran lulusan, penjelasan teknis platform tracer study, serta berbagi praktik baik (sharing best practice) dari SMK Negeri 1 Kuningan dan SMK Muhammadiyah Kandanghaur. SMK ini berhasil mencapai response rate tinggi. Harapannya, pengalaman dan strategi yang diterapkan oleh sekolah-sekolah tersebut dapat menginspirasi dan memotivasi sekolah lain untuk meningkatkan partisipasi lulusan dalam tracer study.
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Kandanghaur, Afandi, berbagi praktik baik tentang sekolahnya yang mampu melakukan penelusuran lulusan mencapai respon rate 100% tahun lalu.
“Pelaksanaan penelusuran lulusan di sekolah kami selain menggunakan metode daring juga mengumpulkan secara luring. Jadi, 100% itu tidak mustahil kalau kita memiliki database yang baik dan update,” ujarnya.
Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan sekolah-sekolah yang partisipasinya rendah dapat meningkatkan response rate dalam penelusuran lulusan tahun 2024. Dengan demikian, data yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dan komprehensif mengenai keterkaitan lulusan SMK dengan dunia kerja dan industri. (Dit. Mitras DUDI/Zia/Cecep)