Ditjen Pendidikan Vokasi Dorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri melalui Pameran Business Matching 2024

Ditjen Pendidikan Vokasi Dorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri melalui Pameran Business Matching 2024

Denpasar, Ditjen Vokasi – Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat dukungan terhadap produk dalam negeri, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut serta dalam Pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024.


Semakin meningkatnya penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan barang jasa pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) memberikan angin segar pada keberlanjutan berbagai sektor industri di Indonesia. Keberhasilan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) berdampak pada perkembangan industri dalam negeri sehingga banyak tenaga dalam negeri yang terserap dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang menjadi semakin kuat.



Pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024 sendiri merupakan acara kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Acara yang berlangsung di Kota Denpasar, Bali, pada 4 s.d. 7 Maret 2024 ini adalah salah satu upaya untuk mempertemukan pemilik anggaran dan perusahaan industri dalam negeri guna mendorong realisasi pembelanjaan produk dalam negeri, terutama yang telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). 


Pada pembukaan Pameran Business Matching Tahap VII Tahun 2024, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam merealisasikan capaian penggunaan produk dalam negeri. Upaya dan capaian yang telah diraih perlu untuk dimanfaatkan guna mencapai target-target ke depan. 



“Jadi, kita harus memanfaatkan penggunaan produk dalam negeri untuk memelihara industri dalam negeri. Kita semua harus bahu-membahu untuk terus mempertahankan dan kita akan upayakan semaksimal mungkin,” ucap Luhut.


Lebih lanjut, Luhut menegaskan bahwa tidak hanya kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN yang perlu berbenah, tetapi juga industri pun juga harus ikut berbenah guna meningkatkan kualitas produknya.



Sementara itu, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan bahwa pada tahun 2023 tercatat adanya komitmen penggunaan produk dalam negeri (PDN) senilai 1.208 triliun untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pelaksanaan Business Matching merupakan salah satu upaya untuk mempercepat realisasi belanja PDN dengan target di triwulan pertama mencapai angka 250 triliun. 


“Pemerintah sudah berupaya agar penyerapan PDN bisa semakin cepat dan tinggi. Business Matching 2024 merupakan kegiatan one stop event. Kami membutuhkan dukungan dari Pemda agar industri kecil di daerah bisa semakin cepat mendapatkan sertifikasi,” ucap Agus Gumiwang.


Keterlibatan Pendidikan Vokasi


Melalui partisipasi aktifnya, Ditjen Pendidikan Vokasi berkomitmen untuk memajukan penggunaan produk lokal dengan membentuk jembatan antara dunia pendidikan dan industri. Pada acara pameran yang bertemakan “Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas”, sebanyak 10 satuan pendidikan vokasi yang terdiri atas perguruan tinggi vokasi (PTV), sekolah menengah kejuruan (SMK), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP) turut dilibatkan untuk menampilkan produk-produk unggulannya.



Dalam hal ini, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa pembangunan bidang pendidikan, riset dan teknologi, saat ini memerlukan pasokan berbagai jenis Produk Dalam Negeri (PDN) sebagai substitusi produk impor utamanya kebutuhan peralatan laboratorium pada berbagai disiplin ilmu. Business Matching ini diharapkan menjadi media survei pasar yang komprehensif untuk memastikan kesiapan dan kesediaan PDN sebagai substitusi produk impor dari industri di Indonesia.


Melalui program SMK Pusat Keunggulan, Matching Fund, Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK), dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), Ditjen Pendidikan Vokasi berupaya untuk meningkatkan pengembangan produk dalam negeri sehingga bisa menghasilkan produk UMKM dan produk substitusi impor sesuai kebutuhan dan standar industri. Harapannya dengan produk-produk insan vokasi dapat meningkatkan penggunaan PDN.


“Salah satu produk siswa SMK yang kini telah digunakan oleh industri ialah kursi kereta api eksekutif buatan SMKN 2 Salatiga. Kami akan terus mendorong untuk satuan-satuan pendidikan vokasi agar terus produktif menghasilkan produk lokal berkualitas dan standar industri,” ucap Dirjen Kiki.


Lebih lanjut, pameran ini menjadi wadah strategis bagi satuan pendidikan vokasi untuk menjalin kemitraan dengan pelaku bisnis, mempromosikan inovasi, dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan guna mendukung perkembangan ekosistem industri dalam negeri. 


Kursi Kereta Api Eksekutif Karya Insan Vokasi


SMKN 2 Salatiga berkolaborasi dengan dunia industri, berhasil memproduksi kursi kereta api eksekutif. Produk salah satu SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan (PK) ini terbukti telah memenuhi kebutuhan industri serta meningkatkan daya saing produk bangsa. Kursi kereta api produksi siswa SMKN 2 Salatiga ini telah digunakan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA) dan dioperasikan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA. 



Guru SMKN 2 Salatiga, R. Sartono, menuturkan bahwa pembuatan kursi kereta api ini dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain, dan penanggung jawab risiko. Pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru tersebut hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK. 


“Keterlibatan SMK di acara ini dirasa penting karena kami bisa mendapatkan berbagai informasi terkait TKDN yang harapannya produk-produk SMK khususnya SMKN 2 Salatiga ini bisa 100% TKDN dan memenuhi permintaan pasar. Selain itu kami juga mendapatkan jaringan baru yang dapat membuat kami termotivasi untuk berinovasi,” ucap Sartono. (Aya/Cecep)