Dirjen Pendidikan Vokasi Tekankan Kolaborasi dan Komunikasi

Dirjen Pendidikan Vokasi Tekankan Kolaborasi dan Komunikasi

Malang, Ditjen Vokasi - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi sebagai kunci untuk mewujudkan pendidikan vokasi yang maju di masa depan. Kolaborasi, menurut Kiki, ditujukan agar setiap satuan kerja bisa mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuannya,termasuk mencapai target objective and key results (OKR) dan indikator kinerja utama (IKU).

 

Semua target dapat dicapai melalui gotong royong seluruh satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi dengan berkolaborasi bersama unit utama, pemerintah daerah (Pemda),dan unit pelaksana teknis (UPT) lain,” kata Kiki, saat memberikan sambutan pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Refleksi Implementasi Program Tahun 2022 dan Strategi Implementasi Program Tahun 2023 Ditjen Pendidikan Vokasi di Malang, Jawa Timur, Kamis (15/12).

 

Menurut Dirjen Kiki, ada dua hal yang menjadi indikasi kesuksesan pendidikan vokasi, yakni employbility atau peningkatan kebekerjaan ataupun kewirausahaan lulusan vokasi, serta kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi yang harus mencapai keselarasan dengan dunia kerja/entitas bisnis/industri dalam bentuk implementasi kolaborasi konkret dengan dunia kerja.

 

Employbility itu artinya lulusan vokasi dapat bekerja atau berwirausaha dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki dan mendapatkan pendapatan yang layak,” kata Dirjen Kiki menekankan.



 

Masih menurut Kiki, kolaborasi-kolaborasi seyogyanya sudah harus dihadirkan mulai di ruang-ruang pembelajaran melalui gerakan Merdeka Belajar yang bisa diimplementasikan pada kegiatan project based learning, teaching factory, dan lain sebagainya dengan melibatkan industri, pemerintahan daerah, dan stakeholder lainnya. Kolaborasi juga harus diterapkan pada tata kelola dan manajemen organisasi pada setiap satuan pendidikan vokasi. 

 

“Kolaborasi dan sinergi juga harus diselaraskan dengan program prioritas nasional. Bagaimana pendidikan vokasi harus mengambil peran dalam memberikan sokongan bagi Kawasan Ekonomi Khusus, Destinasi Wisata Super Prioritas, Kawasan Industri yang menjadi prioritas nasional, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kawasan Indonesia Timur, kemudian juga daerah 3T, kemiskinan ekstrem, maupun isu prioritas nasional lainnya,” kata Dirjen Kiki.

 

Selain kolaborasi, Dirjen Kiki juga menekankan pentingnya komunikasi untuk kemajuan vokasi di masa depan. Segala keberhasilan, praktik baik, dan capaian, termasuk inovasi dan prestasi yang telah dilakukan oleh satuan-satuan pendidikan vokasi selama ini harus disebarluaskan kepada publik.

 

Sejalan dengan arahan dari Mas Menteri, tahun 2023 nanti adalah “tahun achievement”. “Cerita dan praktik baik vokasi yang kita bangun bersama, kita rintis bersama, hanya kita yang tahu. Masyarakat di luar sana masih banyak yang belum tahu. Kita harus menunjukkan dan membagikan cerita-cerita keberhasilan vokasi itu bahwa apa yang kita lakukan telah berguna dan nyata bagi Indonesia,” ungkap Kiki.

 

Selain komunikasi dan kolaborasi, Kiki juga mengingatkan terkait clean governance. Kiki mengajak semua civitas vokasi untuk terus meningkatkan transparansi,  akuntabilitas, dan penyederhanaan proses kerja dan pelayanan. 

 

Kiki mengingatkan bahwa banyak sekali wilayah “abu-abu”, tetapi Dirjen Kiki yakin bahwa semua pimpinan di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi memiliki kearifan dalam pengambilan keputusan. “Ini merupakan upaya kita dalam mewujudkan tata kelola vokasi yang bersih, transparan, dan akuntabel,” kata Kiki. (Diksi/Nan/NA)