Dari Program Sertifikasi Kompetensi sampai IISMA Vokasi, Perguruan Tinggi Australia Siap Jajaki Kerja Sama

Dari Program Sertifikasi Kompetensi sampai IISMA Vokasi, Perguruan Tinggi Australia Siap Jajaki Kerja Sama

Jakarta, Ditjen Vokasi - Beberapa perguruan tinggi Australia melalui lembaga Austrade tertarik bekerja sama dengan perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Beberapa program yang potensial untuk kerja sama adalah Sertifikasi Kompetensi (Sertikom) sampai dengan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) vokasi. 


Dalam kegiatan audiensi yang terselenggara pada Senin (27-05-2024), perwakilan beberapa perguruan tinggi di Australia menyoroti potensial kerja sama yang akan terjalin dengan perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Melbourne Polytechnics sampai dengan Tafe Queensland Acacia Ridge Campus menyoroti potensial kerja sama yang bisa terjalin untuk memajukan pendidikan vokasi di kedua negara.


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyambut dengan tangan terbuka kesempatan kerja sama tersebut karena berkaitan dengan program IISMA maupun Sertikom. Tenaga Ahli Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Agus Winarno, menitikberatkan bahwa kesempatan ini bisa dielaborasi lebih lanjut. 


“Kita memang menjalankan beberapa partnership agar program IISMA ataupun program lainnya tetap berkelanjutan, salah satu caranya dengan kolaborasi bersama institusi luar negeri,” ujar Agus Winarno pada sesi diskusi.


Lebih lanjut, Agus berharap agar potensi kerja sama ini dapat juga berlanjut secara university to university (U to U). Dengan begitu, proses kerja sama dapat berjalan secara lebih masif dengan perguruan tinggi yang bersangkutan.  


Tingkatkan Kualitas Dosen dan Mahasiswa Vokasi


Rencana kerja sama ini diharapkan dapat menarik perhatian perguruan tinggi karena berdampak pada peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa vokasi. Politeknik dan akademi vokasi di Australia menilai bahwa pendidikan vokasi menjadi kunci dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) di suatu negara. Melalui kegiatan ini pula, delegasi dari Australia juga ingin mengetahui seperti apa pendidikan vokasi di Indonesia. Masih dalam kegiatan audiensi, Jordan Winfield sebagai delegasi dari Melbourne Polytechnic cukup menyoroti kualifikasi dosen vokasi. 


“Dua yang kami tawarkan ialah student mobility dan juga staff mobility. Di Melbourne Polytechnic semua dosen pun sudah memiliki Sertifikasi Kompetensi untuk mengajar,” ungkap Jordan.


Tak tertinggal dengan Australia, kualifikasi dosen vokasi di Indonesia dijelaskan oleh perwakilan dari Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), Citra Amitiurna. Dalam paparannya, Citra menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya PTV juga berkomitmen dalam upaya mengembangkan SDM vokasi melalui pelatihan dan uji kompetensi bagi dosen.


“Dengan staff mobility yang kami canangkan setiap tahunnya, kami turut meningkatkan kemampuan dosen agar dapat beradaptasi dengan industri terkini sehingga memberikan pembelajaran yang maksimal dengan menghasilkan Sertifikasi Kompetensi,” terang Citra. 


Delegasi Australia lainnya, Bellinda Rimbo dari Victorian VET, melihat kemungkinan kerja sama dalam pelatihan dosen karena mereka pun memiliki visi yang sama tentang pengembangan kualitas dosen.


“Sebagai pusat pelatihan pendidikan vokasi di Australia, Tafe Queensland terpikat dengan program sertifikasi kompetensi ini. Kami pun memiliki kegiatan pelatihan dan kursus berbagai bidang yang profesional,” pungkas Bellinda. (Zia/Cecep)