Dari Matching Fund Vokasi, Politeknik Negeri Padang Lahirkan Perangkat untuk Bantu Pemetaan Banjir

Dari Matching Fund Vokasi, Politeknik Negeri Padang Lahirkan Perangkat untuk Bantu Pemetaan Banjir

Padang, Ditjen Vokasi - Berkolaborasi dengan industri mitra, Politeknik Negeri Padang (PNP) melalui program Matching Fund Vokasi 2022 mengembangkan Sistem Pemetaan Lokasi Bencana Banjir Menggunakan Pengolahan Citra berbasis Deep Learning. Pengembangan perangkat lunak pemetaan lokasi banjir menggunakan teknologi deep learning tidak hanya membantu pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat terkait penanggulangan bencana banjir, tetapi juga membantu menjawab persoalan yang dihadapi oleh industri.


Pengembangkan perangkat pemetaan banjir ini merupakan kerja sama antara PNP dengan mitra industri mereka yakni CV INAERO. INAERO sendiri merupakan perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bidang industri pesawat udara tanpa awak atau unmanned aerial vehicle atau yang lebih dikenal dengan teknologi drone.


“Rekacipta yang dikembangkan ini merupakan jawaban atas kebutuhan mitra kami yakni INAERO yang ingin menerapkan teknologi artificial intelligence di dalam setiap produk drone yang mereka produksi,” kata Ketua Tim Pelaksana Riset, Fazrol Rozi.


Menurut Fazrol, INAERO yang berdomisili di Yogyakarta selama ini telah memiliki fasilitas proses produksi pesawat udara tanpa awak sendiri. Namun, perangkat-perangkat yang mereka produksi belum menerapkan teknologi artificial intelligence seperti machine learning dan deep learning untuk memaksimalkan penggunaan fungsi dari produk-produk yang mereka buat.


Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam, di antaranya bencana banjir. Laporan World Risk Report 2022 yang dirilis Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara paling rawan bencana ketiga di dunia. Skor Indeks Risiko Global (World Risk Index/WRI) Indonesia sebesar 41,46 poin pada 2021. 


Sebagai salah satu bencana hidrometeorologi, bencana banjir menjadi lebih sering terjadi di Indonesia. Sebarannya juga meluas di berbagai daerah dan menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.


“Rekacipta yang kami kembangkan ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat terkait penanggulangan bencana banjir yang akan sangat berdampak pada masyarakat. Data-data yang didapatkan dari perangkat ini bisa menjadi bahan lanjutan terkait teknologi informasi, teknik sipil, maupun geografis dan bidang lainnya yang terkait dengan bencana banjir,” kata Fazrol.




Secara umum, perangkat lunak yang dikembangkan ini bekerja dengan membuat peta lokasi banjir menggunakan citra drone. Perangkat lunak berbasis deep learning yang digunakan ini akan mendeteksi lokasi genangan air. Model ini secara otomatis akan membedakan bagian genangan air (warna putih) dan bukan air (warna hitam).


Hasil dari model ini kemudian disempurnakan agar tampilan output merupakan gambar yang asli, namun lokasi genangan air diberi tanda segmentasi warna yang berbeda. 


“Model yang dikembangkan ini kemudian dibuat ke dalam sebuah aplikasi, di mana pengguna dapat memasukkan suatu gambar, kemudian aplikasi akan memberikan output berupa gambar yang dimasukkan sebagai input beserta segmentasi kawasan yang digenangi air. Model yang dikembangkan juga telah diujikan untuk input berupa video,” kata Fazrol.


Masih menurut Fazrol, program Matching Fund Vokasi 2022 ini telah membawa banyak manfaat bagi kedua belah pihak. PNP dan mitra akan kerja sama guna pengembangan rekacipta yang diusulkan. “Mitra akan memiliki tim ahli terkait artificial intelligence dari Politeknik Negeri Padang dan PTV dapat melakukan hilirisasi pada hasil penelitian yang telah dikerjakan,” kata Fazrol.


Rekacipta yang dibangun juga memberikan dampak besar pada capaian belajar para mahasiswa. Para mahasiswa mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.


“Para mahasiswa juga mampu menguasai berbagai kompetensi seperti dasar matematika diskrit dan logika informatika serta prinsip rekayasa perangkat lunak dalam mengembangkan aplikasi. Pengembangan aplikasi tersebut menggunakan pendekatan pemrograman terstruktur, pemrograman web, pemrograman visual, dan sebagainya sehingga mereka mampu menghasilkan karya yang aplikatif baik berupa aplikasi stand alone maupun client server di bidang teknologi informasi,” ujar Fazrol. (Nan/Cecep Somantri)