Dari Chef Prancis sampai Mitra Industri, Dorong Peningkatan Kompetensi Pengajar Vokasi Bidang Kuliner
Depok, Ditjen Vokasi - Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran vokasi di bidang kuliner, puluhan pengajar vokasi berhasil menuntaskan program Training of Trainers (ToT) on French Cooking for Vocational Culinary Teaching. Program pelatihan ini menjadi ajang untuk meningkatkan kompetensi pengajar vokasi pada bidang gastronomi Prancis.
Dalam waktu 7 minggu, program kolaborasi antar mkedua negara yaitu Indonesia dan Prancis ini berlangsung sukses. Program ini adalah wujud kemitraan antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) dengan Institut Francais d’Indonesie dan Institut Disciples Escoffier.
Selaku Kepala Institut Institut Disciples Escoffier, Robert Fortana dalam sambutannya mengatakan bahwa semangat para pengajar vokasi sangat antusias dalam mengikuti program ini. Menurutnya, peserta mampu memahami gastronomi Prancis yang menekankan rasa, kualitas bahan, dan kreativitas.
“Makanan adalah kebahagian utama. Pengajar vokasi di bidang kuliner berperan penting dalam peningkatan kualitas lulusan di sekolah-sekolah vokasi,” ujar Robert.
Di bawah naungan Institut Disciples Escoffier, 48 peserta ToT mendapatkan pelajaran terkait teknik dan tradisi masakan Prancis oleh chef-chef profesional, yaitu Antoine Audran (Master Culinary Chef), Didier Basse (Master Culinary Chef), Budiawarman Janaka (Asst. Culinary Chef), Gerald A. Maridet (Master Pastry Chef), dan Camelia Dewitri (Asst. Pastry Logistic).
Kata Chef Prancis tentang Pengajar Vokasi
Antoine Audran, sebagai chef profesional dan puluhan tahun berkecimpung di bidang kuliner mengapresiasi kualitas pengajar vokasi di Indonesia. Menurutnya, semua peserta memiliki harapan dan bakat di bidang kuliner.
“Saya menjadi pengajar di kelas cookery. Umumnya peserta sudah memiliki dasar di bidang gastronomi Prancis,” tutur Antoine.
Antoine pun berpesan agar pengajar vokasi harus tetap semangat dan percaya diri karena misi menjadi pengajar adalah tidak pernah berhenti belajar. Gerald A. Maridet selaku chef di kelas pastry juga membagikan pengalamannya dalam mengajar para peserta.
Gerald menerangkan, “Dari minggu ke minggu, peserta mampu menguasai teknik pastry dengan sangat baik. Saya yakin mereka mampu menjadi agen gastronomi prancis di sekolah masing-masing.”
Peran Industri
Kesuksesan program ini pun tak terlepas dari peran mitra industri, salah satunya adalah PT Mulia Sukses Jaya (Kitchen Art). Fasilitas dan dukungan yang diberikan mampu menambah wawasan kepada peserta pelatihan. VP PT Mulia Sukses Jaya, Ashok Kumar Pitamber menyampaikan bahwa program kerja sama yang terjalin dengan BBPPMPV Bispar sejak 2018.
“Kami menyediakan beberapa peralatan dapur profesional yang juga mendukung dalam program ToT ini,” ungkap Ashok.
Menurut Ashok, perusahaan yang dibinarnya berkomitmen dalam peningkatan kualitas pengajar kuliner di Indonesia. Maka dari itu, penyediaan fasilitas yang mumpuni adalah salah satu upaya mewujudkan pengajar vokasi yang berkelas industri.
"Dengan pelatihan ini, kami berharap para pengajar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan industri saat ini," jelasnya. (Zia/Cecep)