Cerita Izan: Berawal dari Kenek Kini Menggantung Mimpi menjadi Barista Berkat Kursus

Cerita Izan: Berawal dari Kenek Kini Menggantung Mimpi menjadi Barista Berkat Kursus

Palembang, Ditjen Vokasi - Beberapa tahun kebelakang, profesi barista menjadi hal yang diidamkan generasi muda. Tak heran, banyak orang yang ingin menguasai keterampilan dalam menyajikan kopi tersebut. 


Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah menghadirkan banyak lulusan kompeten. Tercatat, lebih dari 21.000 peserta PKK 2022 yang sudah terserap kerja di dunia usaha, industri, dan dunia kerja (DUDIKA).


Akma Hamizan atau biasa disapa Izan, salah satu alumnus program PKK, telah mendapatkan manfaat program tersebut. Ia mengikuti kursus barista di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Palembang Training Center di tahun 2022.


“Dulu saya bekerja sebagai kenek di toko material. Lalu, karena sering mengopi membuat saya tertarik mengikuti kursus barista. Lalu Tuhan sangat baik, saya dapat info kursus barista gratis di LKP Palembang Training Center,” cerita Izan mengenai latar belakangnya mengikuti program PKK.


Pada awalnya ia yang berkutat dengan membantu supir menaik nurunkan barang, kini keahliannya bertambah dengan meracik berbagai kopi. Pembelajaran selama satu bulan di LKP membawanya mendapatkan sertifikat uji kompetensi barista dan disalurkan kerja. 


“Saya bekerja di Kedai Pojok Kopi Sriwijaya, di daerah Dinas Perindustrian Provinsi Sumatra Selatan,” tutur Izan.


Teknik-teknik kopi yang ia pelajari selama program berlangsung membuat ia bisa menyajikan kopi nikmat untuk para tamu. Ia pun sudah bisa menyajikan bermacam-macam jenis kopi, mulai dari espresso, v60, vietnam drip, aero press, mokapot, dan latte.


Manfaat lain yang ia rasakan setelah kursus barista ialah soft skills yang meningkat. Ia menjadi bisa berkomunikasi dengan baik dan lebih luwes untuk berbicara dengan orang. 


Izan menjelaskan, “Seorang barista harus ramah agar pengunjung pun merasa nyaman. Semenjak jadi barista inilah, kemampuan komunikasi saya pun meningkat.”


LKP Palembang Training Center membawanya meningkatkan kompetensi dan kini ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ella Rosita selaku pemimpin LKP Palembang Center mengungkapkan bahwa ia berkomitmen untuk menghadirkan lulusan yang mampu bekerja maupun berwirausaha. LKP tersebut pun sudah mengikuti program PKK sejak 2020.


“Pengembangan kompetensi kami melalui praktik di teaching factory (Tefa) yang kami miliki dan juga instruktur-instruktur andal. Dengan begitu mampu meningkatkan kemauan peserta didik untuk belajar,” ungkap Ella.


Untuk Tefa barista sendiri, LKP tersebut memiliki tiga cabang kedai kopi, yaitu di daerah Dinas Koperasi & UKM Sumsel, Dinas Perindustrian Sumsel, dan Kantor Pos Cabang Utama Kota Palembang. Barista-barista yang bertanggung jawab di masing-masing kedai kopi merupakan lulusan dari LKP tersebut dan mengajarkan peserta didik yang sedang belajar menyajikan kopi. (Zia/Cecep)