Cerita di Balik Kunjungan Presiden di SMKN 4 Kota Jambi

Cerita di Balik Kunjungan Presiden di SMKN 4 Kota Jambi

Jambi, Ditjen Vokasi - SMKN 4 Kota Jambi menjadi salah satu SMK yang beruntung mendapat kunjungan dari Presiden Joko Widodo. Selain memesan baju, Presiden Joko Widodo juga menyambangi seluruh ruang praktik yang ada di sekolah tersebut, salah satunya ruang praktik milik jurusan tata boga yang merupakan bidang keunggulan di sekolah tersebut.


SMKN 4 Kota Jambi merupakan SMK Pusat Keunggulan sektor ekonomi kreatif di bidang kuliner atau tata boga. Program SMK Pusat Keunggulan sudah dimulai pada 2021 lalu. Sejak itu, berbagai perubahan dan capaian positif diraih oleh SMKN 4 Kota Jambi, khususnya di bidang tata boga. 


Tahun lalu, siswa Jurusan Tata Boga dari SMKN 4 Kota Jambi berhasil meraih juara kedua pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional untuk kategori pastry and bakery. Oleh karena itulah, tak mengherankan jika Presiden Joko Widodo sangat antusias saat menyaksikan kegiatan praktik para siswa di sekolah tersebut yang dinilai sudah sangat baik.


“Pagi hari ini saya mendadak memang tanpa pemberitahuan datang ke SMKN 4 Kota Jambi. Ini memang SMK yang menurut saya yang sangat baik, praktik anak-anaknya untuk membuat kue, praktik makeup wajah, praktik untuk fashion menjahit baju, kemudian praktik sablon,” tutur Presiden Joko Widodo. 



Berkat SMK Pusat Keunggulan 


Kepala SMKN 4 Kota Jambi, Asmiati, mengatakan bahwa akselerasi dan transformasi pembelajaran di sekolahnya mulai sangat dirasakan sejak program SMK Pusat Keunggulan 2021 lalu. Utamanya adalah untuk kompetensi tata boga. Saat itu ruang praktik tata boga yang awalnya masih sangat konvensional disulap menjadi ruang praktik berstandar industri.


SMKN 4 Kota Jambi memiliki 3 (tiga) dapur yang difungsikan sebagai ruang praktik siswa. Dapur panas yang terdiri atas dapur untuk masakan Indonesia dan dapur untuk masakan kontinental. Selain dapur panas, SMKN 4 Kota Jambi juga memiliki dapur dingin untuk praktik pembuatan aneka bakery dan pastry serta cokelat.  


“Kami sempat mengundang mitra dari industri kami dari hotel dan mereka bilang bahwa dapur yang kami miliki sudah sesuai dengan dapur-dapur yang ada di hotel berbintang,” kata Asmiati. 


Sebagai contoh, lanjut Asmiati, adalah kompor gas di dapur masakan kontinental yang menggunakan kompor dengan empat tungku dan dilengkapi oven. Model kompor tersebut merupakan kompor yang biasa ada di dapur hotel berbintang.


“Jadi, saat siswa terjun ke industri mereka sudah tidak bingung lagi. Atau saat mereka PKL juga lebih percaya diri karena alat yang digunakan memang sudah sehari-hari digunakan di sekolah. Anak menjadi lebih percaya diri lah,” kata Asmiati.


Dukungan berbagai fasilitas dari program SMK Pusat Keunggulan juga semakin memudahkan sekolah dalam melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka. Alasannya, berbagai fasilitas dan laboratorium atau ruang praktik sangat mendorong para siswa untuk bisa mengeksplorasi kreativitas dan potensinya melalui berbagai metode pembelajaran, seperti teaching factory (Tefa) maupun project based learning (PBL).


Setiap harinya siswa menghasilkan sejumlah produk kuliner seperti pizza, donat, jajanan tradisional, maupun aneka kue lain yang dijual di kantin sekolah. Saat momen-momen tertentu seperti Idulfitri, siswa juga memproduksi aneka kue kering yang dijual untuk masyarakat umum atau memenuhi pesanan para guru dan orang tua murid.


Lebih lanjut Asmiati menerangkan, selain ekosistem Merdeka Belajar belajar yang begitu hidup di sekolah melalui pembelajaran teaching factory dan PBL, siswa juga menjadi betah di sekolah. Mereka senang berada di ruang praktik yang memang sudah berstandar industri.


“Siswa senang sekali belajar di ruang praktik karena mereka bisa mengeksplorasi kreativitas dengan dukungan fasilitas dan peralatan yang lengkap dan memadai,” ujar Asmiati.


Siswa kelas XI, Jurusan Tata Boga, Lioner Albio Yusman, memang mengaku sangat termotivasi dalam belajar dan mengekplorasi potensinya. Selama ini, Lioner merasa diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya. 


“Belajarnya sangat fun. Dan seharusnya memang seperti ini peralatan di dapur praktik agar kami bisa mengasah kompetensi dan bisa bersaing setelah lulus nanti,” kata Lioner yang tidak sempat berdialog dengan Presiden karena jadwal praktiknya yang lebih awal dengan jam kunjungan.


Jika Lioner kurang beruntung, lain hal dengan Finanda Tripradipta yang sempat berdialog langsung dengan Presiden Joko Widodo. Saat itu, Finanda sedang praktik membuat kue ulang tahun di dapur dingin. 


“Pak Presiden sempat bertanya mau melanjutkan atau wirausaha, saya jawab mau berwirausaha dan Pak Presiden senang dengan jawaban saya,” ujar Finanda.


Seperti halnya Lioner, Finanda juga sangat termotivasi dalam belajar dengan dukungan peralatan praktik yang lengkap. Dia senang mengeksplorasi kue-kue berbahan coklat yang memang membutuhkan penanganan khusus dan hanya bisa dilakukan di dapur dingin.


“Jadi sangat mendukung minat untuk berkembangsaya dan senang tempat kami belajar tidak kalah dengan sekolah-sekolah kuliner top lainnya,” kata Finanda. (Nanik/Cecep)