Buka 1.500 Kursi, PENS Alokasikan 30% untuk Jalur SNBP
Surabaya, Ditjen Vokasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menambah kuota mahasiswa baru (Maba) untuk tahun 2024 dari 1.140 kursi menjadi 1.500 kursi. Para calon mahasiswa bisa memilih melalui 3 jalur seleksi yang tersedia, yaitu Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan jalur Mandiri.
Wakil Direktur bidang Akademik, PENS, Bambang Sumantri, mengatakan bahwa penambahan kuota bagi mahasiswa ini dimaksudkan untuk memperluas kesempatan kepada para lulusan SMK maupun SMA dan MA yang ingin melanjutkan studinya ke PENS. Terlebih, sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi favorit di Indonesia, minat calon mahasiswa baru terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tidak hanya ditujukan bagi para lulusan SMK, SMA, maupun MA, PENS mengakomodasi peserta didik paket C, tetapi dengan ketentuan tahun kelulusan dan batasan usia tertentu.
Penambahan kuota, lanjut Bambang, juga karena adanya tambahan sarana dan prasarana berupa Gedung Smart Automation Workshop (SAW), yang akan mendukung pembelajaran di semester baru nantinya.
“Penambahan kuota tentunya akan berimbas pada proses belajar mengajar sekaligus pemakaian fasilitas yang ada di kampus dan kami berkomitmen akan mengoptimalkan sarana dan prasarana dan menambah jumlah kelas,” kata Bambang.
Tahun ini 30% dari total kuota mahasiswa baru di PENS diambil dari jalur SNBP, 40%-nya dari jalur SNBT, dan sisanya dari jalur Mandiri.
“Dengan beberapa jalur seleksi, kami berharap akan memunculkan alternatif kesempatan bagi pendaftar untuk bergabung di PENS,” kata Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa meskipun jalur Mandiri masih akan dibuka selepas 2 jalur Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), pendaftar juga perlu mengetahui beberapa hal penting, seperti skema-skema yang ada di jalur ini. Ada 2 gelombang seleksi mandiri (Simandiri) PENS. Di gelombang pertama, terdapat 3 skema seleksi mandiri, yaitu melalui prestasi kemitraan yang seleksinya dilakukan melalui prestasi rapor. Skema lainnya melalui prestasi khusus SMK dan yang terakhir dikhususkan bagi putra daerah yang berada di 2 PSDKU PENS, yaitu PSDKU Lamongan dan PSDKU Sumenep, termasuk juga bagi calon penerima beasiswa daerahnya.
Bambang pun menyampaikan jika PENS memberikan keleluasaan bagi para pendaftar di gelombang pertama Simandiri. Pendaftar gelombang ini dapat mendaftar juga di gelombang kedua secara paralel tanpa menunggu pengumuman hasil seleksi, mengingat waktu pendaftaran yang berjalan bersamaan.
“Jika di gelombang pertama dikhususkan bagi lulusan tahun 2024, maka di Simandiri gelombang kedua ini boleh dari lulusan 2022, 2023 dan 2024, termasuk peserta didik paket C tahun 2022, 2023 atau 2024 dengan umur maksimal 22 tahun per 1 Juli tahun ini. Dan Simandiri gelombang 2 ini masuk dalam kategori Seleksi Mandiri Konsorsium, bersama dengan Politeknik Negeri lainnya di bawah Kemendikbudristek. Informasi lengkapnya bisa diakses di website kami, “terang beliau.
Dari tahun ke tahun pendaftar PENS mengalami peningkatan. Terlepas tingginya minat lulusan SMA, SMK, dan MA yang ingin belajar di program Sarjana Terapan reguler, PENS juga membuka Program Diploma 3 dan Program Pendidikan Jarak Jauh yang sangat akomodatif bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi tanpa meninggalkan aktivitas lain, seperti bekerja, berwirausaha, dan lain sebagainya. PENS berusaha menjembatani keinginan studi lanjut calon mahasiswa dengan berbagai keterbatasan.
Bambang pun berpesan agar lulusan benar-benar memilih jurusan sesuai dengan passion dan kemampuannya. Dengan mengenali potensi diri serta meninjau akreditasi maupun kurikulum program studi yang dituju, diharapkan pendaftar tidak ragu lagi dalam memilih jurusan maupun kampus tujuannya.
“Yang penting harus semangat dan mau bekerja keras. Terlebih saat ini kualitas keahlian sangat dibutuhkan di dunia kerja. Saya contohkan, lulusan Diploma 3 PENS, yang saat ini masih diminati Industri. Cepat lulus, cepat kerja, dan tidak perlu khawatir karena bisa juga lanjut ke jenjang Sarjana Terapan, maupun Pascasarjana Terapan. Karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan,” tegasnya. (PENS/Nan/Cecep)