Bikin Paes Jogja Putri Lebih Mudah, Inilah Inovasi Pembelajaran dari LKP Komojoyo Komoratih

Bikin Paes Jogja Putri Lebih Mudah, Inilah Inovasi Pembelajaran dari LKP Komojoyo Komoratih

Yogyakarta, Ditjen Vokasi - Tata kecantikan pengantin nusantara sangat kaya akan pesona. Di setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing, begitupun dengan Yogyakarta. Tak heran, banyak orang yang mengikuti kursus dan meningkatkan kompetensi di bidang kecantikan. Salah satu lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang memiliki bidang tata rias pengantin adalah LKP Komojoyo Komoratih, Yogyakarta. LKP tersebut memiliki inovasi yang sangat menarik dalam pembelajaran pembuatan Paes Jogja Putri, yaitu Pring Lantip.


Inovasi tersebut bermula dari pendiri LKP yang berkeinginan untuk melestarikan seni tradisional yang mulai tergerus oleh zaman dan modernisasi, yaitu welat paes. Welat adalah bambu tipis yang dahulu digunakan untuk media pemberian rias pengantin tetapi tidak dapat membentuk paes dengan sempurna. Dengan adanya pring lantip, paes akan lebih mudah dibentuk.


Menurut pemimpin LKP Komojoyo Komoratih, Kusmiyati, LKP Komojoyo Komoratih memutuskan untuk menciptakan media baru yang lebih menarik dan mudah dipahami bagi generasi muda untuk belajar Paes Jogja Putri. 


“Setelah berbulan-bulan merancang dan menguji berbagai pendekatan, akhirnya kami berhasil mengembangkan Pring Lantip, sebuah sistem media pembelajaran inovatif yang menggabungkan tradisi dengan teknologi,” cerita Kusmiati.


Media pembelajaran yang dibuat tahun 2019 itu memanfaatkan kayu sebagai media untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan mendalam. Melalui media khusus Pring Lantip, para peserta didik dapat membuat Paes Jogja Putri dengan perhitungan yang benar dan langkah-langkah yang terperinci.




Pring Lantip juga melibatkan kolaborasi dengan para seniman dan ahli Paes Jogja Putri terkemuka di Yogyakarta. Mereka memberikan kontribusi dalam menyusun media pembelajaran yang akurat dan mendalam, serta memberikan workshop langsung kepada para peserta didik untuk memperdalam pemahaman mereka tentang paes Jogja putri ini.


“Pada program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) juga, kami menggunakan Pring Lantip tersebut kepada peserta didik,” tutur Kusmiati.


LKP Komojoyo Komoratih sudah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyelenggarakan program PKK sejak 2020. Program PKK merupakan program prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Kursus dan Pelatihan untuk menghadirkan tenaga kerja kompeten di berbagai bidang sehingga terserap kerja ke dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika).


Dalam waktu singkat, Pring Lantip menjadi viral di kalangan masyarakat Yogyakarta. LKP Komojoyo Komoratih menerima banyak apresiasi dan penghargaan atas kontribusi mereka dalam melestarikan seni Paes Jogja Putri melalui pendekatan media inovatif ini.


Kusmiati menyebutkan, “Pring lantip menjadi juara 1 tingkat kota sebagai media pembelajaran inovatif dan juara 2 tingkat Provinsi DIY.”


Seiring berjalannya waktu, Pring Lantip tidak hanya populer di Yogyakarta, tetapi juga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan begitu, generasi muda dari berbagai latar belakang budaya dapat belajar dan menghargai keindahan seni tradisional Indonesia melalui media inovasi welat paes yang menarik dan modern. (LKP Komojoyo Komoratih/Zia/Cecep)