Berstatus BLUD, SMKN 27 Jakarta Raup Omzet Rp3,5 Miliar

Berstatus BLUD, SMKN 27 Jakarta Raup Omzet Rp3,5 Miliar

Jakarta, Ditjen Diksi - Dorongan pemerintah menjadikan SMK mengubah teaching factory unggulan menjadi badan layanan umum daerah (BLUD) tampaknya banyak membuahkan hasil. Hal tersebut bisa dilihat di SMK Negeri 27 Jakarta yang kini berhasil mengolah produk-produk unggulannya melalui proses produksi di teaching factory secara lebih fleksibel, tanpa melanggar peraturan. 

Dengan status BLUD yang kini disandang sekolah kejuruan tersebut, para siswa pun dilatih untuk memproses produksi selayaknya industri yang kemudian dapat dipasarkan secara umum karena memenuhi standar industri. Bahkan, berkat kegiatan teaching factory yang selalu produktif, saat ini SMKN 27 Jakarta dapat meraup omset hingga Rp3,5 milyar rupiah dalam setahun yang hasilnya digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan sekolah tersebut.

“Kami sudah memiliki produk-produk unggulan, seperti roti Happy Bakery 27 yang sudah masuk sampai tingkat gubernur untuk penyediaan snack, dan juga kopi. Kemudian kami juga ada produk myoxy dari jurusan tata busana, serta menyewakan real hotel seharga Rp250-300 ribu. Semua ada tarif produknya karena kami sudah BLUD,” tutur Erni Mawarni selaku Kepala Sekolah SMKN 27 Jakarta saat diwawancarai oleh tim laman Vokasi Kemendikbud pada Selasa (11/8).

SMKN 27 Jakarta memiliki tujuh kompetensi keahlian, yakni akomodasi perhotelan, tata boga, tata busana, patiseri, tata kecantikan kulit, tata kecantikan rambut, dan usaha perjalanan wisata. Di samping itu, sekolah kejuruan ini juga memiliki keistimewaan, yaitu terletak di wilayah cagar budaya Provinsi DKI Jakarta. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993 yang mengatur agar tidak mengubah bentuk fisik dan senantiasa tetap terjaga, maka sekolah ini pun tetap menjaga bentuk bangunan tua peninggalan zaman kolonial sehingga menjadi salah satu bangunan cagar budaya Provinsi DKI Jakarta.

Terkait program “link and match”, geliat sekolah ini pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, SMKN 27 Jakarta sudah bermitra dengan berbagai industri, termasuk kurikulum yang telah disinkronisasi hingga komitmen penyerapan lulusannya.  “Sekolah kami sudah melakukan ‘link and match’, karena kami punya kelas industri, salah satunya dari Hotel Kempinsky. Kami juga ada kelas Wardah dan kelas l’oreal,” ujar Erni. 

Erni menjelaskan, kerja sama tersebut diawali dari sinkronisasi kurikulum sehingga para siswa kelas 10 semester 2 sudah mulai praktik. “Praktiknya seminggu di sekolah, seminggu di industri, dan seterusnya. Ini sudah satu tahun dilakukan oleh kelas 10 yang sekarang naik kelas 11,” tuturnya.

Selain itu, Erni juga mengungkapkan bahwa hasil “link and match” adalah perekrutan yang bukan hanya sampai tahap “perkawinan”, melainkan hingga “punya anak dan cucu”. Misalnya, kerja sama sekolah dengan Hotel Kempinsky.  “Biasanya perekrutan berasal dari penyaringan anak-anak untuk masuk kelas industri, kemudian membuat MoU dengan pihak hotel. Nantinya, setelah lulus akan siap bekerja di Hotel Kempinsky di Jakarta maupun Bali,” terangnya.

Adapun keunggulan lainnya, SMKN 27 Jakarta juga merupakan LSP-P1, yaitu lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang sudah berstandar mutu ASEAN. Lembaga pendukung BNSP yang bertanggung jawab melaksanakan sertifkasi kompetensi profesi ini memiliki tugas mengembangkan standar kompetensi, melaksanakan uji kompetensi, menerbitkan sertifikat kompetensi, serta melakukan verifikasi tempat uji kompetensi. (Diksi/RA/AP)