Berdayakan Masyarakat Desa, Mahasiswa Polije Ubah Limbah Menjadi Pupuk Kaya Nutrisi

Berdayakan Masyarakat Desa, Mahasiswa Polije Ubah Limbah Menjadi Pupuk Kaya Nutrisi

Jember, Ditjen Vokasi - Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) berinovasi mengubah limbah ternak sapi menjadi pupuk. Program ini menjadi praktik baik dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Pemilihan Desa Tempurejo karena desa ini memiliki jumlah peternak sapi mencapai 642 orang. Banyaknya peternak ini menyebabkan produksi limbah ternak sapi sangat melimpah, hingga mencapai lima kuintal per hari di satu dusun bahkan dapat mencapai satu ton per hari dari jumlah keseluruhan di Desa Tempurejo.


Banyaknya jumlah peternak dan limbah kotoran sapi di Desa Tempurejo memberikan dampak tingginya produksi limbah kotoran ternak di daerah tersebut. Hal ini menimbulkan polusi udara dan lingkungan, seperti bau yang menyengat dan dapat mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu, hal tersebut juga memicu penyebaran penyakit.


Selvi Nur Isnaini dan kawan-kawannya yang merupakan mahasiswa Jurusan Produksi Pertanian, Polije bersama Relawan Peduli Masyarakat Jember Desa Tempurejo melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memanfaatkan limbah kotoran untuk pertanian karena kandungan nutrisinya yang kaya.


“Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah kotoran ternak untuk meningkatkan potensi pertanian di Dusun Karanganyar, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember,” jelas Selvi.


Dibimbing oleh dosen pembimbing, Anni Nuraisyah, para mahasiswa menggunakan teknologi dalam pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kandang dengan melibatkan dekomposer yang dibuat dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal (MOL) dari rumen sapi.


“Dekomposer disemprotkan pada kotoran sapi, kemudian diaduk hingga merata. Setelah itu, ditutup menggunakan terpal dan didiamkan selama tiga minggu, sehingga menghasilkan pupuk kandang,” lanjutnya. 


Pupuk yang dihasilkan banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki strukturnya, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga lebih ramah lingkungan.



“Nitrogen membantu dalam pembentukan protein dan klorofil, fosfor berperan dalam pembentukan akar, bunga, dan buah, sementara kalium diperlukan untuk mengatur proses metabolisme tanaman,” tutur Selvi.


Diharapkan, melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, limbah kotoran ternak di Desa Tempurejo dapat berkurang dan pertanian di desa ini dapat meningkat secara signifikan. Dengan demikian, potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa Tempurejo dapat terus berkembang dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (Polije/Nan/Cecep)