Bekerja Berkat Program PKK
Keikutsertaan Fahmi Azizi Priananta di program PKK, tidak hanya membuatnya bisa bekerja, tetapi juga membantu ekonomi keluarga.
Fahmi Azizi Priananta, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur ini kini tercatat sebagai chief leader house keeping di Villa Solong Banyuwangi, sebuah vila indah dan mewah di kawasan Pantai Solong, Banyuwangi. Villa ini pernah menjadi penginapan Presiden Joko Widodo saat menginap di ujung timur Pulau Jawa tersebut.
“Jujur sebenarnya saya tidak pernah terpikir untuk bekerja di hotel seperti saat ini,” kata Fahmi mengawali cerita beberapa waktu lalu.
Menurutnya untuk bisa bekerja di hotel, seseorang tentu harus memiliki keterampilan di bidang perhotelan. Fahmi hanya lulusan SMA sehingga ia kecil nyali untuk bisa diterima hotel. “Sebenarnya awalnya sempat ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Akan tetapi, apa daya orang tuanya tidak sanggup membiayai. Jadi, ya sudah saya harus kerja. Kerja apa saja. Tapi ya sekali lagi, selalu gagal,” kata Fahmi.
Satu hari, Fahmi mendengar informasi terkait program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) yang diselenggarakan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Desy Education, Banyuwangi. Sadar akan pentingnya untuk menambah keterampilan sebagai modal untuk bisa bekerja, Fahmi pun memutuskan untuk mendaftarkan diri pada program yang diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut.
Berbeda dengan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang juga diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, PKK lebih berfokus untuk membekali peserta didik dengan kecakapan kerja. Mereka diberikan pelatihan dengan target kompetensi tertentu yang dibutuhkan oleh industri untuk kemudian di salurkan oleh LKP tempat mereka belajar ke industri.
“Apalagi program ini tidak dipungut biaya. Kalau misalnya harus bayar sendiri tentu sangat mahal. Jadi, bagaimana bisa saya menyia-nyiakan kesempatan ini,” kata Fahmi yang memang begitu ingin memiliki keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang belum ia dapatkan sebelumnya di bangku sekolah.
Beruntung, setelah mengikuti proses seleksi, Fahmi diterima menjadi salah satu peserta program PKK di LKP tersebut. Bersama sejumlah peserta lainnya, Fahmi pun menjalani rangkaian program PKK dengan penuh semangat.
Hari demi hari, selama pelatihan, Fahmi secara tekun mendalami berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk bekal bekerja di bidang perhotelan, mulai tentang house keeping, front office, dan sebagainya. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris juga terus diasah selama pelatihan. Para peserta bahkan diwajibkan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris selama pelatihan.
“Komposisi belajarnya itu 30 persen teori dan 70 persen praktik. Kami benar-benar diajari langsung oleh para ahlinya, seperti dari kalangan industri ataupun dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia,” ujar Fahmi.
Tidak hanya materi keterampilan yang diajarkan, tetapi juga perilaku atau etika dalam bekerja, misalnya menanamkan sikap kedisiplinan dan tanggung jawab pada pekerjaan. Aspek penampilan juga tak luput diajarkan, seperti dari cara berpakaian, berkomunikasi, hingga cara bersikap. Total Fahmi menghabiskan masa pelatihan selama 250 jam atau sekitar tiga bulan.
Setelahnya menyelesaikan pelatihan di kelas, Fahmi kemudian dikirim untuk program magang. Kegiatan magang berlangsung selama tiga bulan di Hotel Santika, Banyuwangi yang menjadi mitra dari LKP Desy Education.
Di akhir pelatihan, Fahmi bersama peserta lainnya tak lupa melakukan uji kompetensi yang diselenggarakan dua kali, yakni uji kompetensi bahasa Inggris dan uji kompetensi perhotelan. “Karena di lapangan kan memang dibutuhkan sekali kemampuan bahasa ini,” kata Fahmi menambahkan.
Keberuntungan Fahmi melalui program PKK ini rupanya terus berlanjut. Dengan kemampuan yang ia miliki, Fahmi kemudian disalurkan ke Resort dan Hotel Villa Solong Banyuwangi yang membuatnya merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Direktorat Kursus dan Pelatihan serta LKP Desy Education. “Saya ucapkan terima kasih kepada Direktorat Kursus dan Pelatihan dan LKP Desy Education yang mengentaskan saya dari pengangguran,” kata Fahmi.
Rasa syukur Fahmi tidak hanya karena ia kini bisa bekerja, tetapi juga bisa membantu ekonomi keluarga dan orang tua dari gaji yang ia peroleh setiap bulannya. Dari tempatnya bekerja, Fahmi mendapat gaji Rp3 juta setiap bulannya. “Alhamdulillah, saya bersyukur sekali bisa mengikuti PKK,” kata Fahmi.
Rasa syukur Fahmi tidak hanya karena ia kini bisa bekerja, tetapi juga bisa membantu ekonomi keluarga dan orang tua dari gaji yang ia peroleh setiap bulannya. Dari tempatnya bekerja, Fahmi mendapat gaji Rp3 juta per bulan. Nilai tersebut di atas upah minimun regional (UMR) Kabupaten Banyuwangi tahun 2022, yakni sekitar Rp2,3 juta.
Sementara itu, Direktur LKP Desy Education, Handoyo Saputro, mengaku bahwa sejak awal pelatihan, pihaknya memang cukup disiplin terhadap peserta. Bahkan, calon peserta didik menandatangani surat kesanggupan untuk mengikuti pelatihan hingga selesai. “Kami benar-benar ingin menjamin bahwa program ini dijalani oleh orang-orang yang memang bersungguh-sungguh membutuhkan program ini,” kata Handoyo.
Meskipun sudah bekerja, LKP Desy juga tidak lepas tangan. Handoyo kerap menyambangi hotel tempat para peserta didik bekerja untuk memantau perkembangan alumninya. Ia juga memastikan apakah kompetensi yang dimiliki lulusannya sudah sesuai dan selaras dengan kebutuhan industri atau tidak. “Kita tetap bertanggung jawab pada anak-anak. Paling tidak, kerjanya nyaman dan mendapat tempat tinggal,” katanya.
Bagi Handoyo, program PKK yang dilaksanakan di lembaganya telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Banyuwangi. Tidak sedikit dari keluarga yang kurang mampu, kini sudah mentas. Mereka memiliki penghasilan yang bisa membantu ekonomi keluarga. “Kami berharap, program ini terus dikembangkan dan bisa menyentuh masyarakat di daerah lain yang membutuhkan,” ujar Handoyo tersenyum. (Diksi/Bam/AP)