Begini Cara BPPMPV Seni dan Budaya Lestarikan Tari Bali

Begini Cara BPPMPV Seni dan Budaya Lestarikan Tari Bali

Sleman, Ditjen Vokasi - Dalam rangka melestarikan Tari Bali, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya dan Unit Tari Bali Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Festival Tari Bali (FTB) 2023. Festival ini diharapkan mampu meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan melestarikan salah satu kesenian tradisional Indonesia, khususnya tari Bali tradisional.


Perhelatan FTB 2023 digelar di Gedung Saraswati, BBPPMPV Seni dan Budaya, D.I. Yogyakarta, pada Sabtu (23-9-23). Festival ini menghadirkan 47 peserta yang berasal dari pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.


Kepala BBPPMPV Seni dan budaya, Sarjilah, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan FTB 2023 sangat strategis dalam pelestarian budaya. BBPPMPV Seni dan Budaya sendiri, lanjut Sarjilah, sangat mendukung kegiatan ini, karena bersinergi dengan tugas dan fungsi terkait peningkatan kompetensi dan mengembangkan pelestarian budaya. 


“Tari Bali merupakan salah satu kekayaan budaya nasional, yang mesti harus ada pengembangan dan pelestarian,” ungkap Sarjilah. 


Sementara itu, Ketua Festival Tari Bali 2023, Anak Agung Ayu Maya, mengatakan tahapan persiapan festival ini telah dilakukan sejak Juli, yang diawali dengan serangkaian persiapan, di antaranya technical meeting, open submission, seleksi secara daring, pengumuman peserta, hingga puncak acara.  


Menurut Maya, untuk tahun 2023 ini, FTB mengambil tema ‘Karsa Maharasa’. 


“Kami mengusung tema Karsa Maharasa: Ignite the Spirit of Movement Within You. Karsa sendiri bermakna ide, gagasan, tekad, atau keinginan dan MAHARASA berarti rasa yang kuat, besar, yang ketika dipadukan dapat dimaknai sebagai tekad besar yang kuat dalam hal ini adalah keinginan untuk meningkatkan semangat berkesenian, terutama Tari Bali,” ungkap Maya.

 

FTB dibagi dalam beberapa kategori, yakni anak, remaja, dan dewasa, di mana jenis tari yang dilombakan juga berbeda-beda. Kategori tunggal khusus anak-anak jenis tarian yang dibawakan, antara lain Panji Semirang dan Pendet dengan musik iringan yang telah disediakan dan telah diunduh sebelumnya oleh masing-masing peserta.  


Sementara itu, juri yang terlibat pada perhelatan itu, antara lain Lilin Candrawati Sukmaningsih (Widyaiswara Tari BBPPMPV Seni dan Budaya), serta I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra dan Ni Wayan Suartini sebagai dosen Pengampu Program Studi Tari.

  

Salah satu juri, Lilin Candrawati Sukmaningsih, berharap kegiatan serupa jika bisa dilakukan secara rutin, terlebih jika melihat antusias peserta yang cukup tinggi. 


“Antusias peserta itu sangat luar biasa,” kata Lilin.


Lebih lanjut, Lilin menjelaskan beberapa aspek penilaian yang dilakukan pada festival kali ini. Aspek penilaian pada tari tunggal meliputi rias dan busana, ekspresi, serta tangkep, sementara pada tari kelompok meliputi kekompakan dan pola lantai.  


Pada akhir kegiatan FTB, diumumkan pemenang-pemenang untuk tiap kategori. Untuk kategori anak, juara pertama tari Panji Semirang Anak diperoleh atas nama Maheswari Kirana Diany dan juara pertama tari Baris Tunggal Anak diperoleh atas nama I Gede Arnesha Putra. 


Untuk kategori remaja, juara pertama tari Condong Remaja adalah Made Kanya Widya Anandini dan pada tari Baris Remaja yang menjadi juara pertama adalah Kadek Tyaga Priyananda.  


Sementara untuk kategori dewasa, I Gusti Ayu Putri Tresnawati memperoleh juara pertama pada tari Trunajaya Dewasa dan Agifta Ummu Amaly memperoleh juara pertama pada tari Kebyar Duduk Dewasa. (BBPPMPV Seni dan Budaya/Nan/Cecep)