BBPPMPV BOE Tingkatkan Nilai Jual Peserta Didik LKP Wilayah Binaan

BBPPMPV BOE Tingkatkan Nilai Jual Peserta Didik LKP Wilayah Binaan

Malang, Ditjen Vokasi - Salah satu tugas balai sebagai unit pelaksana tugas (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah pelaksana penjaminan mutu pendidikan vokasi, begitu pun dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE).


Dalam rangka meningkatkan nilai jual didik lembaga kursus dan pelatihan (LKP) dan sebagai tindak lanjut dari penjaminan mutu pendidikan vokasi, BBPPMPV BOE menyelenggarakan Workshop Evaluasi Pelatihan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang dilaksanakan 7 s.d. 9 Desember 2023.


Terdapat 18 orang dan 7 orang alumni pelatihan LKP di wilayah binaan BBPPMPV BOE yang mengikuti kegiatan tersebut. Widyaiswara Program Keahlian TI BBPPMPV BOE, Eko Subiantoro, menjelaskan mengenai bagaimana cara pelatihan yang efektif.


“Di zaman sekarang segala pengetahuan sudah ada di internet. Akan tetapi, peserta didik tetap membutuhkan pendampingan dalam belajar maka instruktur tetap dibutuhkan. Selain itu, kita punya success story yang membanggakan sehingga peran LKP pun tetap ada,” ujar Eko.


Masih dalam paparannya, Eko menambahkan terkait pemanfaatan ChatGPT. Menurutnya, kita pun harus belajar bertanya dengan cerdas agar memperoleh jawaban dari ChatGPT juga cerdas. Dengan begitu, pemanfaatan AI lebih maksimal dan luar biasa agar akselerasi juga lebih cepat. 


Tak hanya itu, peserta LKP pun mendapatkan paparan di bidang konstruksi dan otomotif yang harus sejalan dengan perkembangan teknologi. Uberlin selaku Widyaiswara bidang konstruksi menyampaikan bahwa institusi kita pernah jaya dan ada perkembangan yang bagus, di teknologi bangunan sangat dibutuhkan keterampilan di dunia industri. Sekarang teknologi industri tidak lagi sama di dunia pendidikan. 


”Di industri harus mengetahui skill yang profesional karena sekarang butuh teknologi baru, dan tidak butuh untuk pintar. Kalau dulu industri membutuhkan dasar teknologi pembangunan, AI di beberapa kompetensi tidak bisa dan masih butuh instruktur,”ujarnya.


Senada yang diungkapkan Uberlin, Basuki selaku Widyaiswara Program Keahlian Otomotif menyampaikan bahwa pelaksanaan pelatihan di industri pun dapat dimanfaatkan menggunakan AI.


Basuki menjelaskan, “Pada umumnya, pelatihan di industri tidak ada teori dan langsung praktik. Padahal kita tetap butuh teori. Menurut saya, kita dapat mempelajari teorinya dari AI, namun tetap dilakukan pendampingan.”


Berikan Dampak Positif ke LKP

Kegiatan tersebut mendapat antusias dan sambutan positif dari peserta LKP yang memberikan testimoni kesan maupun pengalamannya seusai mengikuti workshop.


Beberapa di antaranya disampaikan oleh salah satu peserta LKP Computer Course Hart Comp dari Tuban yaitu Kenshieharts Augustiandy Ibrahim.


Ia menjelaskan, ”Tempat saya letaknya jauh dari kota, saya sebagai instruktur untuk masyarakat sekitar, dalam masalah teknologi sangat kurang. Kami targetkan untuk masyarakat bisa mempelajari komputer dan setelah ikut pelatihan banyak masyarakat yang membuka usaha sendiri. Melalui workshop ini saya belajar banyak, khususnya terkait optimalisasi jaringan komputer,” ujarnya.


Tak hanya kelas optimalisasi jaringan komputer, kegiatan ini pun memiliki kelas perawatan berkala sistem injeksi mobil. Salah satu instruktur LKP yang mengikuti pelatihan adalah Putra Aji dari LKP PPP3/ATDC, Ponogoro. Ia menyampaikan apresiasinya terkait kegiatan yang diselenggarakan oleh BBPPMPV BOE.


Aji mengungkapkan, “Basic saya di motor diesel. Namun, berkat pelatihan di BOE saya sangat terbantu mengenai sistem injeksi mobil. Saya pun mendapatkan kesempatan magang di DUDI Nasmoco Solo.” (BBPPMPV BOE/Zia/Cecep)